26 Desember 2008

Tombo Ati 5

Sering saya bersiul, rengeng – rengeng, melantunkan lagu ini. Ada sesuatu yang unik ketika sampai pada syair : Kaping papat kudu wani weteng luwe. Hati saya sumendal. Sebab jarang, bahkan tak pernah kita merasakan lapar yang sesungguhnya. Bahkan kita sering mengisi perut kita yang masih berisi – belum lapar. Padahal obat hati yang keempat adalah berani berlapar - dahaga untuk menyegarkan hati dan jiwa kita.

Maksud syair ini tak lain adalah berpuasa, terutama puasa sunah tentunya setelah puasa romadhon. Selain berpahala, berpuasa itu melatih hati kita – diri kita, melepaskan keterikatan – belenggu pada hal-hal yang bersifat duniawi. Kita menahan diri dari minum, menahan diri dari makan dan menahan diri dari bertindak pada hal-hal yang bodoh. Ini adalah latihan jasmani yang merupakan cara sinkronisasi – bagaimana kita bisa menyerasikan hati dan perbuatan kita. Bagaimana hati kita merasakan apa yang diderita oleh jasmani kita. Bahkan lebih jauh lagi untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain di sekitar kita. Ini adalah pendidikan al-Mu’minu kal jasadil wahid – orang iman itu seperti jasad yang satu. Tak ada latihan lagi yang lebih tepat kecuali hanya dengan berpuasa. Sebab ini latihan dari dalam, sehingga dalil yang menyatakan orang iman seperti bangunan yang saling menguatkan bagain yang satu dengan yang lain, begitulah bunyi sabda Nabi – bisa terakreditasi dengan benar. Ngeklop.

Berpuasa juga melatih bersabar. Sabar adalah perbuatan hati. Ketika pikiran dan hati kita bisa terkonsentrasi dimana badan kita berada, maka disitulah letaknya sabar. Dan puasa adalah fokusnya. Ketika kita lapar maka ada syaraf yang memberitahukan kepada panca indra kita untuk segera memenuhi kebutuhan perut. Kita sadar ditarik pada masalah perut, bagaimanapun kita dan dimanapun berada, akan memikirkan itu. Namun secara sadar kita menahannya. Tidak memenuhi tuntutan tersebut sampai pada waktu yang ditentukan. Itulah latihan kesabaran – latihan hati. Pada aplikasi yang luas dan dalam, ada di kehidupan nyata. Allah berfirman dalam surat al-Baqoroh ayat 153; “Wahai orang-orang yang beriman, minta tolonglah kalian dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Dan berpuasa adalah setengah dari kesabaran.

Simaklah ilustrasi kendang berikut ini. Ketika kendang ditabuh pada dua sisinya menghasilkan irama yang luar biasa. Padahal kita tahu kendang itu kosong tengahnya. Hampa – hanya berisi udara, namun resonansi yang dibuatnya mampu menggetarkan sisi lain dari gendang untuk mengeluarkan innernya, suaranya. Gendang telah menutup diri dari sekelilingnya, dan memancarkan jati dirinya. Gendang adalah dirijen karawitan, siapa pun mengakuinya. Naik turunnya irama, cepat lambatnya ritme gamelan dikomandoi oleh si gendang ini.

Begitulah kira-kira gambaran berpuasa, hati akan menjadi penguasa atas dirinya. Hati menjadi tuan atas hayat dikandung badan. Hati yang sehat. Hati yang kuat – menggerakkan seluruh anggota badan dengan pancaran yang sempurna. Cahaya iman – nuurun ’alannuur. Dengan berpuasa Allah menghapus dosa – dosa kita. Ini berarti bahwa hati kita menjadi bersih. Kemudian allah mengangkat derajat kita.

Dari Abu Umamah r.a., dia berkata, Aku berkata; ”Wahai Rasululloh perintahkan suatu amal (yang memberi manfaat Allah) kepadaku?” Beliau bersabda, ”Tetapilah atasmu berpuasa sebab ia tidak ada yang menyamainya.” Aku bertanya lagi, ”Wahai Rasululloh perintahkan suatu amal (yang memberi manfaat Allah) kepadaku?” Beliau bersabda, ”Tetapilah atasmu berpuasa sebab ia tidak ada yang menyamainya.” (Rowahu an-Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah di dalam Shahihnya).

Jadi hiasilah hati kita dengan banyak berpuasa. Bisa tiga hari setiap bulan terutama hari – hari putih. Atau puasa senin – kamis, puasa syawal, muharom, puasa arofah, puasa Nabi Dawud a.s. selain puasa wajib di bulan ramadhan. Untuk membersihkan hati kita. Seperti ketika pujian itu dikumandangkan oleh para muadzin masjid, ketika fajar menohok malam. Menyentuh sendi – sendi umat. Menggerakkan urat – urat manusia untuk mulai bekerja – seiring datangnya pagi. Udara segar, nadi – nadi yang bersih, dengan hati berbinar dan jiwa berseri - seri. Allohumma barik fi bukuri ummati. Ayo berpuasa.....!
Penulis : Faizunal Abdillah, Jambi

Tombo Ati 4

Di dalam Adabul Mufrod karya Imam al-Bukhori disebutkan sebuah hadist yang diriwayatkan dari Qubaishah bin Burmah al-Asadi, dia berkata, aku bersama Nabi SAW dan mendengar beliau bersabda, ”Ahli kebaikan di dunia adalah ahli kebaikan di akhirat dan ahli kemungkaran di dunia merupakan ahli kemungkaran di akhirat.” (hadist shohih, diriwayatkan juga di dalam ad-Durr al-Mantsur as-Suyuthi dan al-Hakim) Selain itu Imam al-Bukhari (juga oleh Imam Tirmidzi) meriwayatkan; Al-arwahu junnuudun mujannadah – Ruh itu gerombolan yang digerombolkan (kumpulan yang dikumpulkan, bala yang dibalakan).

Spirit inilah yang diusung untuk menorehkan bait lirik syair tombo ati yang ketiga – Kaping telu wong kang sholeh kumpulono. Kalau kita berkumpul dengan orang-orang baik, maka kita akan diselimuti aura baik pula. Orang baik itu seperti penjual minyak wangi – kata Nabi. Jadi orang baik itu akan menyemprotkan wangi-wangiannya ke sekelilingnya. Jadi sekitarnya akan menjadi harum karenanya. Oleh karena itu dekat-dekatlah kita kepada penjual minyak wangi sebab kalaupun toh tidak mampu membeli kita akan memperoleh bau wanginya – itulah dawuh Kanjeng Nabi.

Dari Anas r.a., ia menuturkan, Rasululloh SAW bersabda, ”Dan perumpamaan teman duduk yang baik itu bagaikan penjual minyak wangi kasturi, jika minyak kasturi itu tidak mengenaimu, maka kamu akan mencium bau wanginya. Dan perumpamaan teman duduk yang jelek adalah seperti tukang pandai besi, jika kamu tidak kena arangnya/percikannya, maka kamu akan terkena asapnya.” (Rowahu Abu Dawud).

Kita sering melihat perkumpulan – perkumpulan, klub-klub berdiri, bahkan banyak - berseliweran di sekitar kita. Yang punya Harley Davidsons (HD) bikin HDI club. Yang punya susuki satria bikin Jakarta Satria Club. Ada klub olah raga, klub motor, klub sepeda mirip motor, klub remaja, milist group dll. Itu semua menunjukkan sifat esensial manusia, yaitu berkumpul dalam kesamaan dan keseragaman seperti sesama jenisnya, tujuan atau kepunyaan. Karena semangat kodrati bahwa ruh itu mencari teman yang sejenis. Dampak dari inilah, maka dianjurkan untuk berkumpul dengan orang baik dalam rangka menjaga hati kita untuk tetap menjadi baik. Kita akan malu berbuat jelek ditengah orang yang baik. Kita sungkan bicara jorok di tengah perkumpulan orang alim. Kita takut berbuat nista di tengah para ulama. Kita terdiam – tepekur – untuk menginduksi sekeliling dan sekitar kita. Kita ternganga menginspirasi kebaikan yang ada di depan kita. Kemudian meresapi dan menyerapnya. Selanjutnya kita akan meniru tindakan baik orang di sekitar kita.

Nabi bersabda, ”Agama seseorang itu tergatung teman sepergaulannya, maka melihatlah engkau pada siapa berteman?” (Rowahu at – Tirmidzi) Teman yang baik adalah teman yang setia di kala susah dan senang. Dan hati yang baik adalah hati yang mampu beradaptasi dengan situasi apapun. Oleh karena itu segeralah melatih hati kita untuk berkumpul dengan orang-orang baik, pergaulan yang baik dan media yang baik. Sebab untuk menjadi jelek itu lebih gambang daripada menjadi baik. Sesuai kata pepatah; sebab nila setitik rusak susu sebelanga. Jadi kalau tidak krasan dengan tempat pergaulan kita cermatilah. Biasanya orang yang suka ngaji akan senang di lingkungan orang ngaji. Orang yang tidak ngaji akan gerah berada di tempat orang yang suka ngaji. Begitu sebaliknya. Dan hati kita telah berbicara dengan caranya, maka kenalilah.

Untuk berkumpul perlu media – perlu wadah. Nah kita telah mempunyai semua itu. Tinggal kemampuan dan kemauan kita untuk memilah dan memilih dalam wadah yang sesuai dengan karakteristik dan interest kita. Kalau pengin jadi orang faham, seringlah berkunjung ke majelis ta’lim, berkumpulah dengan orang yang mempunyai kefahaman tinggi. Berkunjunglah ke masjid – masjid, berkumpul dengan para mubaligh, para ulama. Jangan pergi ke bar dan diskotik. Seandainya pengin jadi orang kaya berkumpulah dengan orang kaya, biar cepat ketularan kaya. Kalau pengin pinter segeralah bergabung dengan study klub, jangan pergi ke PS – PS dan bermain terus. Namun yang terpenting dari itu semua adalah isilah hati dengan kata mutiara – kalimat hikmah. Dijamin akan berkualitas dan moncer, sehingga bisa menghilangkan sakit-sakit dan borok – borok, noktah hitam yang dikatakan sebagai ron dalam quran. Sehingga atine bisa nyegoro, luas tanpa batas. Bisa menampung serta menyaring semua aspirasi, mengimplementasikannya dengan kualitas kepribadian yang agung, yoni, mulya dan berwibawa. Sebab hati kita bugar, tidak sakit lagi.

Selain itu dengan berkumpul dengan orang yang sholih menjadikan kita mempunyai cermin yang bisa membuang segala kotoran yang ada di dalam diri kita. Orang – orang sholih itu menjadi kaca benggala buat kita. Dengannya kita tahu apa yang baik dan apa yang jelek. Jadilah kita insan paripurna. Kalau salah ada yang mengingatkan. Kalau salah ada yang menasehati. Dawuh Kanjeng Nabi SAW, “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya, seorang mukmin saudara bagi mukmin yang lain, ia harus menjaga perbuatan saudaranya dan melindunginya dari belakang.” (Adabul mufrod – Imam Bukhori, Abu Dawud – no. 4918 derajat hadist hasan).
Jadi carilah teman dan tempat pergaulan yang baik. So,....kenalilah temanmu.
Penulis : Faizunal Abdillah, Jambi

21 Desember 2008

Tombi Ati 3

Kaping pindo sholat wengi lakonono. Terbayang bukan bagaimana syahdunya instrumen musik yang dibawakan Kyai Kanjeng, ketika mengiringi lirik lagu ini. Gabungan gamelan dan instrumen modern melebur jadi satu dengan sentuhan apik versi Djadug Ferianto – yang anaknya Bagong Kussudiarto – saudaranya Si Butet dari Jogja itu. Atau aransemen yang mengiringi Opick. Benar – benar eunak. Ternyata lebih apik lagi, ketika kita bisa melaksanakan lirik lagu tersebut. Yaitu menjalankan sholat - sholat sunah. Bisa di waktu siang maupun malam, terutama sholatu al-lail.

Dari Abu Huroiroh r.a., dia berkata, Rasululloh SAW bersabda, ”Sebaik – baik puasa setelah ramadhan adalah bulan Allah Muharram, dan sebaik – baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (Rowahu Muslim, Abu Dawud, at – Tirmidzi, an – Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah didalam shohihnya).

Dalam Surah Al- Baqoroh ayat 153 Allah berfirman; “Wahai orang – orang yang beriman minta tolonglah kalian kepada Allah dengan shobar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar.” Maksud kata sholat di sini, merujuk pada keterangan para mufassirin adalah melaksanakan sholat-sholat sunah. Dan sholat sunah itu banyak macamnya. Ada sholat sunah rowatib yaitu sholat sunah sebelum dan atau sesudah sholat wajib. Ada sholat dhuha, mulai 2 rekaat sampai 12 rekaat – yang dua - dua atau empat - empat. Ada sholat tasbih, sholat hajat, sholat istikhoroh dan sholat tahajud. Lainnya masih ada sholat syukur wudhu yaitu 2 rekaat setelah wudhu, ada tahiyyatul masjid, sholat taubat dan lain – lainnya. Begitu banyak jenis dan macamnya, tinggal kita memilih mana yang kita suka dan bisa.

Kalau sholat wajibnya tertib (awal waktu), besar kemungkinan orang tersebut dapat melakukan sholat sunah rowatib. Berbeda dengan orang yang sholat wajibnya mepet-mepet. Untuk sholat wajib saja harus berkejaran dengan waktu, otomatis tidak ada waktu tersisa buat sholat sunah.

Sholat sunah mempunyai arti penting sebab fungsinya sebagai suplemen sholat wajib kita: menambal apa-apa yang kurang dan melengkapi sesuatu yang bolong-bolong. Berarti semakin banyak melakukan sholat sunah semakin banyak waktu untuk berbisik-bisik menghadap Allah. Ada menu pokok dan ada menu pendamping, dimana semuanya membuat hati kita bahagia. Tinggal pilih dan tinggal melaksanakan.

Dari Abu Umamah al-Bahilli r.a., dari Rasululloh SAW, beliau bersabda, “Tetapilah atas kalian qiyam al-lail, karena itu adalah kebiasaan orang – orang sholeh sebelum kalian, dan merupakan pendekatan diri kepada Rabb kalian, pelebur kesalahan – kesalahan dan pencegah dari dosa – dosa.” (Rowahu at- Tirmidzi dalam al-Jami’, Ibnu Abid Dunya dalam Kitab at-Tahajjud, Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya dan alHakim dari Abdullah bin Shalih.)

Kembali ke masalah asal, sholat sunah sebagai tombo ati, perlu racikan tertentu agar tak luntur ditelan waktu dan tak hilang diambil kesibukan. Yang pertama perlu disesuaikan adalah kecocokan waktu dan kemauan diri kita untuk melakukan itu. Sebab kendala utama adalah males. Mungkin hanya di bulan puasa saja kita agak tertib sholat sunahnya, tapi sesudahnya seperti disapu angin, ditelan badai. Kedua adalah prioritas – mana dan kapan kita tekadkan untuk melaksanakan. Jangan tunda dan tunggu-tungu lagi, keburu terluka hati ini. Simaklah hadits berikut.

Dari Abu Huroiroh r.a., bahwa Rasululoh SAW bersabda, ”Setan membuat tiga simpul di tengkuk salah satu kalian ketika tidur, di tiap – tiap simpul setan membisikkan, ’Malammu masih panjang, tidurlah terus’. Jika dia terbangun dan dzikir kepada Allah maka satu simpul terbuka, jika dia berwudhu, maka satu simpul lagi terbuka, jika dia sholat, maka seluruh simpulnya terbuka, maka dia menjadi orang yang semangat lagi berjiwa bersih, jika tidak maka dia berjiwa kotor lagi malas.” (Rowahu Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan an-Nasa’i)

Di dalam riwayat Ibnu Majah terdapat perbedaan redaksi sebagai berikut :
”...Maka dia menjadi orang yang bersemangat, berjiwa bersih, dan telah meraih kebaikan. Jika dia tidak melakukannya, maka dia menjadi orang yang malas, berjiwa kotor dan tidak meraih kebaikan.”

Jadi tunggu apalagi, segeralah bersihkan dan segarkan hati dan jiwa kita dengan sholat malam dan banyak sholat malam.
Penulis : Faizunal Abdillah, Jambi

12 Desember 2008

Tombo Ati 2

Lagu tombo ati jarang dinyanyikan dengan ugal-ugalan. Biasanya dilantunkan dengan penuh penghayatan – sambil melek merem – melek merem. Walaupun Inul sekalipun yang melantunkan, dijamin tidak ada goyang ngebornya. Lagu ini seperti punya karisma tersendiri sebab muatan isinya – yang agung dan suci.

Disebutkan bahwa obat hati yang pertama adalah moco quran sakmaknane – membaca quran beserta menghayati maknanya. Allah berfirman di dalam Surat Yunus ayat 57;”Wahai manusia sungguh telah datang kepada kalian perkeling/nasehat dari tuhan kalian dan obat bagi apa – apa yang ada di dalam dada (hati) dan petunjuk serta rohmat bagi orang – orang yang beriman.” Ayat ini dengan jelas menjelaskan bahwa sebagian dari fawaidz (manfaat atau faidah) Alquran adalah sebagai obat apa – apa yang ada di dalam dada yaitu hati. Bagaimana caranya bisa jadi obat yaitu dengan cara dibaca, dikaji dan dihayati maknanya. Sebab dengan begitu akan turun sakinah – ketenangan - dan rohmat dari Allah SWT. Imam Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shohihnya dan al-Hakim meriwayatkan sebuah hadist dari Abu Huroiroh sebagai berikut, bersabda Rasulullah SAW, ”Dan tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah dari rumah Allah sembari mereka membaca kitab Allah dan saling menderes (mengkaji) diantara mereka, kecuali malaikat mengelilingi/meliputi mereka, turun ketenangan atas mereka, dan rohmat menaungi mereka dan Allah menyebut mereka di depan para malaikat di sisiNya”.

Kita sering membaca Al Qur'an, tapi diakui atau tidak, kita jarang sekali menghayati maknanya ayat per ayat. Apalagi kalau speed membacanya cepat, banyak makna yang tertinggal atau ketinggalan. Makna yang terkandung dalam ayat yang dibaca acap terlewat begitu saja. Kecuali, mungkin – ayat yang sudah sering kita hafal benar artinya seperti dalil-dalil pokok, pasti baru ngeh. Jadi ada hambatan psikologis, mengenai pemahaman makna ketika kita sedang membaca. Apalagi yang bahasa arabnya kurang bagus – bukan mubaligh maksudnya – insya allah punya kendala yang besar untuk memahami apalagi sambil membaca. Padahal kata para sayyid, ulama salaf – yang ada dalam gandangannya dikatakan bahwa :

Wa khairu jaliisu laa yumallu haditsuh
Wa tardatuhu zadathu fiihi tajammulan
Artinya :
Sebaik-baik teman duduk adalah quran, dimana ceritanya tidak membosankan dan kalau mengulang-ngulangnya akan semakin bertambah dan terasa keindahannya.
Mari kita meraihnya, seperti gandangan itu, menjadikan alquran teman duduk, mengulang ceritanya dan mendapatkan keindahannya. Terlebih bagi yang bersuara emas. Dari Barra’ bi Azib r.a, dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Hiasilah Al-quan dengan suara kalian.” (diriwayatkan didalam Abu Dawud, an – Nasa’i dan Ibnu Majah).

Ketika kita membaca quran semua panca indera terpusat menjadi satu. Mata melihat deretan hurufnya, telinga mendengarkan suara yang kita dendangkan, pikiran terpusat ke makna ayatnya. Sedangkan kulit kita merasakan getaran suasananya. Syahdu. Dan hati kita terkonsentrasi – terinduksi oleh kesadaran indera kita sehingga sejuk – tenang – damai – khusyu pembawaannya sebab diliputi rohmat adanya. Ditambah lagi, bahwa ketika kita sedang membaca quran laksana kita berbincang langsung dengan Allah. Hal ini menyambungkan sifat rahim yang ada di kita pada rahimnya Allah. Penuh kasih – penuh cinta yang akhirnya terpancar pada kepribadian kita. Oleh karena itu, kenapa orang yang faqih tidak bosan-bosannya untuk membaca quran dan menemukan betapa indahnya syair dan kandungan ceritanya. Terkadang pula menangis dibuainya. Sebab hati menjadi tenang – sejuk dan damai karenanya. Berlama-lama akan semakin suka. Berlama-lama semakin indah.

Bagaimana kalau kita tidak menemukan itu ketika membaca quran? Berarti belum menemukan blessing in Quran. Dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Yang jelas kalau saat ini kita telah melakukan rutinitas membaca quran, berarti tinggal selangkah lagi untuk menemukan blessing itu. Percayalah. Selangkah lagi untuk menemukan rahasia hati – mengobati hati. Mengelola naik-turunnya iman yang termuat didalamnya. Teruslah mencoba dan mencoba.

Sebagai penutup ingatlah hadist berikut. Dari Abu Huroiroh r.a, dia berkata Rasululloh SAW bersabda, ”Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dalam satu malam, maka dia tidak akan dicatat termasuk orang – orang yang lalai.” (rowahu Hakiim). Semoga tulisan ini dapat mencukupi dan memotivasi kita untuk membaca Al Qur'an.
Penulis : Faizunal Abdillah, Jambi

Tombo Ati 1

Sering kita mendengar lagu ini. Bahkan grupnya Emha – Kyai Kanjeng – sempat mempopulerkan kembali – repro – lagu ini. Dengan latar gamelan tradisional lewat aransemen Djadug Ferianto, alunan lagu ini serasa nikmat sekali didengar. Tak kalah juga lantunan Opick yang syahdu itu. Gubahan lagu ini terus menusuk relung jiwa. Bahkan tak jarang mulut kita ikut menirukan, seraya lagi mendendangkannya. Di masyarakat jawa ; Jawa Tengah dan Jawa Timur – utamanya komunitas NU, lagu ini adalah lagu andalan yang sering jadi lagu puji-pujian di masjid. Saya sendiri sudah mengenal dan hafal lagu ini sejak SD. Yah tak lain, karena dulu memang sering dilantunkan sehabis adzan menunggu pelaksanaan sholat berjamaah di masjid dekat rumah. Lagu itu hafal di luar kepala. Lirik lagu itu kira-kira begini (versi Opick, sebab ada beberapa versi menurut dialek masing2 daerah) :

tombo ati iku limo perkarane
kaping pisan moco Qur’an lan maknane
kaping pindo sholat wengi lakonono
kaping telu wong kang sholeh kumpulono
kaping papat kudu weteng ingkang luwe
kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
salah sawijine sopo biso ngelakoni
mugi-mugi Gusti Allah nyembadani

obat hati ada lima perkaranya
yg pertama, baca Qur’an dan maknanya
yang kedua, sholat malam dirikanlah
yg ketiga, berkumpullah dng orang sholeh
yg keempat, perbanyaklah berpuasa
yg kelima, dzikir malam perpanjanglah
salah satunya siapa bisa menjalani
moga-moga Gusti Allah mencukupi
Kami tidak bermaksud mengajak anda menghafal lagu ini tentunya, namun kami ingin mengambil manfaat dari apa yang sering kita dengar. Lagu ini tidak diketahui pasti siapa penciptanya. Lebih gampang disebut sebagai tutur - tinular. Namun kandungan hikmahnya tidak bisa kita sangkal begitu saja. Sebab apa yang disampaikan benar adanya. Mungkin penciptanya adalah seorang yang berilmu tinggi (ulama) sehingga bisa merangkai sedemikian rupa : bahasa sederhana, mudah dicerna, mudah diingat, santun berirama dan melegenda. Ada yang bilang ini salah satu produk wali songo. Konon katanya karya Sunan Bonang. Tapi Gus Dur bilang bahwa itu adalah judul sebuah sajak berbahasa Arab ciptaan Sayyidina Ali, yang oleh KH. Bisri Mustofa dari Rembang (ayah KH. A. Mustofa Bisri) diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dengan menggunakan judul yang sama. Wallahu a’lam. Meminjam idiom dalam film Naga Bonar; itu tidak penting! Yang penting adalah mari kita ambil kalimat hikmah itu menjadi bagian dari hidup kita, bukan?

Dari sini kami bermaksud akan menunjukkan atsar - atsar yang mendasari untaian lirik tembang tersebut – dari sumber Quran dan hadist. Jika kita mampu menjaga hati kita dengan 5 obat hati di atas. Hati adalah tempatnya keimanan – jika baik hati kita, maka baik seluruh tubuh kita dan amalan kita. Sebaliknya jika jelek hati kita, maka jelek pula tubuh kita sehingga menghasilkan perbuatan-perbuatan yang jelek sebagai buahnya.

Padahal kita juga tahu, bahwa sebenarnya tidak ada yang baru dengan tembang tersebut. Namun, dalam hidup ini terkadang kita perlu sesuatu yang bersifat baru, walaupun dari barang lama alias daur ulang. Setidaknya sekedar idiom – istilah atau apalah – yang bisa menggugah lagi semangat kita dalam beribadah. Khususnya dalam menjaga hati, maka ingatlah selalu tombo ati iku limo perkarane.
Penulis : Faizunal Abdillah , Jambi

11 Desember 2008

AFF Suzuki Cup : Budi Bersinar di Tengah Kesulitan


Jakarta - Budi Sudarsono menjadi bintang kemenangan 4-0 Indonesia atas Kamboja di laga kedua Piala AFF Suzuki Cup 2008 dengan hat-tricknya. Ia melakukannya di tengah belitan kesulitan.

Tiga gol Budi dicetaknya di menit ke-16, 55 dan 73. Saat mencetak gol pamungkasnya, Budi memakai gaya memutar-mutar tangan di samping kepalanya serta gaya menyeka kedua mata dengan jarinya.

Ternyata, gaya itu adalah cerminan dari kesulitan yang tengah menderanya akibat ketidakpastian masa depannya setelah memutuskan keluar dari Persik Kediri yang mengalami krisis keuangan. Budi mengaku pusing, sakit hati sekaligus sedih.

"Ngelu (pusing), mas," akunya kepada para wartawan seusai pertandingan. "Saya lagi banyak masalah. Saya sampai nangis kalau mikirin. Tapi biarlah itu nanti saya yang menyelesaikannya sendiri."

Kesulitan yang menerpa Budi coba dipahami oleh pelatih timnas Indonesia, Benny Dollo. Seusai pertandingan pertama melawan Myanmar, di mana Budi mencetak satu gol, Benny memuji Budi yang tetap tampil baik meski dirundung masalah.

"Dia sedang dibelit masalah pribadi. Tetapi pesan saya buat dia, main bagus saja, nanti kalau main bagus pasti banyak klub yang mau menampungmu," kata Bendol, sapaan Benny, Jumat (5/12) lalu.

Trigol Budi Minggu (7/12) malam kemarin juga membuatnya punya catatan istimewa atas Kamboja. Di ajang Piala Kemerdekaan beberapa waktu lalu, Budi memotori kemenangan 7-0 Indonesia dengan torehan empat golnya.
Apakah Kamboja merupakan tim pendatang keberuntungan bagi penyerang yang pernah membela Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Deltras Sidoarjo dan Persik ini?

"Kalau dibilang tim keberuntungan sih ya tidaklah. Seperti yang saya bilang di atas, tugas striker memang mencetak gol," pungkas Budi.


Sumber berita : www.detiksport.com/sepakbola

Budi Sudarsono : Kurban Itu Kebutuhan Kita


Jakarta - Seperti umat Muslim lainnya, Budi Sudarsono juga menyambut gembira datangnya Idul Adha. Tahun ini, Budi ikut berkurban; karena baginya kurban itu kebutuhan.

Dengan wajah sumringah karena baru saja mencetak tiga gol dalam kemenangan 4-0 Indonesia atas Kamboja di ajang Piala AFF Suzuki Cup 2008, Minggu (7/12/2008), Budi angkat bicara soal kurban.
"Saya motong sapi. Tapi itu di kampung saya sana (Kediri--red)," tutur Budi.

"Bagi saya, kurban itu bukan lagi kewajiban. Tetapi justru kebutuhan. Pahalanya melebihi orang yang berperang lho," ujar penyerang yang sudah menyandang gelar haji ini.

Budi juga tak menyesal bila harus melewatkan Idul Adha tahun ini tak bersama keluarga karena tengah membela timnas di ajang supremasi sepakbola Asia Tenggara itu. Lantas, di mana mau salat Idul Adha, Bud? "Wah belum tahu nih anak-anak mau salat Ied di mana," ujarnya.

10 Desember 2008

DPD LDII Kabupaten dan Kota Serang Mewujudkan 131 Hewan Qurban

LDII Kabupaten dan Kota Serang pada Idul Adha 1429 H mewujudkan 131 Hewan Qurban yang terdiri dari 65 ekor sapi dan 64 ekor kambing. LDII Kota Serang menyembelih 33 ekor sapi dan 45 ekor kambing yang tersebar di beberapa PAC di 4 kecamatan yaitu kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Walantanka dan Taktakan. Sedangkan LDII Kabupaten Serang menyembelih 34 ekor sapi dan 19 kambing yang tersebar di beberapa PAC di 5 kecamatan yaitu kecamatan Cikander, Kragilan, Ciruas, Kramatwatu, dan Puloampel.
"Menyembelihan hewan qurban adalah kegiatan rutin dari warga LDII, sebagai bentuk wujud keimanan pada Alloh SWT dengan menjalankan perintah Nya." Ujar Ketua DPD LDII Kota Serang, TB. Abdullah Komar, saat ditemui disela-sela pemotongan hewan qurban di salah satu PAC yang ada di Kota Serang.
Ditempat terpisah setelah pelaksanaan sholat Idul Adha yang diselengarakan oleh PC LDII Kecamatan Kramatwatu di kampung Jaya Sampurna, Pejaten, Kramatwatu, ketua DPD LDII Kabupaten Serang, H. Giri Prastowo, ST menuturkan bahwa ibadah qurban selain merupakan perintah dari Alloh SWT dan Nabi Muhammad SAW juga merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial warga LDII terhadap sesama umat manusia, mudah-mudahan dapat membantu masyarakat yang membutuhkannya" (Arbud)



02 Desember 2008

DPD LDII Provinsi Banten Menyelenggarakan Pengajian Qiroatussab'ah Juz 23, 24, dan 25

Tanggal 17 s/d 21 November 2008 kembali DPD LDII Provinsi Banten menyelenggarakan pengajian Qiroatussab’ah, untuk kali ini yang dikaji juz 23, 24, dan 25. Qiroatussab’ah adalah macam cara membaca Al Qur’an, sebanyak 7 (tujuh) guru dengan masing-masing 2 (dua) murid. Qiroatussab’ah memang masih jarang dipelajari di Indonesia ini, untuk itu LDII dari sejak tahun 2000 mulai memperkenalkan Qiroatussab’ah kepada masyarakat agar ilmu ini tidak hilang dimakan zaman. Acara yang diikuti para mubaligh dan warga LDII se- Provinsi Banten ini diselenggarakan oleh DPD LDII Provinsi Banten, kali ini dilakukan di dua tempat, satu di Mesjid Al Musawwa Kramatwatu untuk wilayah Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak. Sedangkan untuk di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang diadakan di mesjid Al Furqon Cimone.

Pada hari pertama tanggal 17 November 2008, pengajian Qiroatussab’ah ini kedatangan tamu perwakilan dari Depag Provinsi Banten, Bapak TB. Juwaeni (Kepala Seksi Pendidikan Al Qur’an dan MTQ), dalam sambutan nya merasa terharu melihat kesemangatan warga LDII dalam beribadah dan mengkaji Al Qur’an, apalagi dalam mempelajari Qiroatussab’ah, ”Dari sejak sholat Isya sampai acara ini dimulai, banyak remaja-remaja yang semangat untuk sholat berjamaah dan mengikuti pengajian Qiroatussab’ah ini, saya sangat terharu, ini lah benteng umat Islam dari pengaruh-pengaruh buruk era globalisasi” Ujar beliau.

Menurut Bapak TB Juwaeni LDII lebih maju dibanding ormas Islam lainnya, karena sudah memulai pengajian Qiroatussab’ah hingga juz 25, Insya Alloh dalam munas Lembaga Tilawatul Qur’an nanti, akan kami usulkan untuk memasukkan Qiroatussab’ah sebagai cabang yang dilombakan dalam MTQ.

Pada akhir kunjungan Bapak TB Juwaeni memberikan 8 buah mussaf Al Qur’an kepada DPD LDII Provinsi Banten, sedangkan DPD LDII Provinsi Banten memberikan mussaf Al Qur’an Qiroatul Arsy. (arbud)

17 November 2008

Hj Aminah: Menambang 'Emas' dari Nasi Uduk

Masa banting tulang yang melelahkan lewatlah sudah, saatnya kini mengembangluaskan usaha.
Bermodalkan uang Rp 3 juta, Aminah membuka tenda kaki lima Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat. Meski di lokasi strategis, waktu itu, 1989, ia harus berpindah-pindah tenda. Maklum di kawasan itu sering terjadi bongkar-tutup galian. Saat itu Aminah menjalani usahanya seorang diri tanpa bantuan siapa pun. Pagi belanja, siang memasak, malam berjualan. Ketika rasa kantuk datang, Aminah duduk di bangku, kepalanya bersandar di meja jualan. ''Minimal mata terpejam sudah cukup,'' ujarnya. ''Tapi, tidak bisa tidur nyenyak, khawatir ayam yang sedang digoreng gosong.''Tapi, itu dulu. Nasi uduknya yang gurih dan pas di lidah membuat banyak orang ketagihan. Aminah pun kerepotan.
Memetik hasil
Tahun ini 19 tahun sudah Aminah berjualan nasi uduk. Dari perjalanan panjang itu, Aminah kini telah membuka enam restoran, empat lokasi tersebar di Jakarta. Mas Miskun, itu nama restoran Aminah yang sudah bergelar hajjah itu. Banyak orang yang mengira Mas Miskunlah si pemilik enam restoran di Jakarta dan sekitarnya. Padahal, menurut Aminah, nama Mas Miskun diambil dari gabungan tiga kata. Yakkni, mas (perhiasan emas, red), mis berarti wangi (minyak wangi arab, red), dan kun dari kata kun fayakun. Jadi, Mas Miskun bermakna agar usaha ini seperti emas dan tetap harum bagi penikmatnya.
Nasi uduk Aminah seolah bagai tambang emas. Juni dan Juli 2008, Aminah menambah dua lokasi di Tajur Bogor dan Cipayung Puncak, Jawa Barat. ''Kini saya tinggal memetik hasil, sebelumnya saya harus banting tulang yang sangat melelahkan,'' ungkap Aminah kepada Republika.Masa melelahkan dilakoni ibu dua anak ini sebelum berjualan nasi uduk. Aminah menjajakan kue di sekitar Jl Gunung Sahari. Ia pernah juga berjualan roti bakar, minyak tanah, telur hingga arang.
Keputusan berjualan nasi uduk diambil Aminah untu mengikuti jejak ibu yang dulu jualan nasi uduk di depan rumah. Perempuan berkerudung ini bersyukur, rahasia dapur dari ibu sudah di tangannya sejak kecil. ''Prinsip saya dari kecil, yang namanya perempuan hukumnya wajib harus bisa memasak. Makanya, saya dari kecil sudah pandai memasak.''Rupanya, dari situlah pintu rezekinya mulai terkuak lebar. Dari satu orang yang membantu, ditambah lagi, ditambah lagi sampai kini enam rumah makan yang menjadi sandaran hidup 160 pegawainya. Mereka kebanyakan datang dari luar Jakarta. Ia pun menyediakan tempat tinggal dan menanggung makan dan keperluan mereka sehari-hari.
Kenyang dan senang
Aminah selalu mengupayakan hubungan baik dengan para pegawai. Tak heran pegawai banyak yang betah bekerja di Mas Miskun. ''Ada yang sudah bekerja 10 tahun, 15 tahun bahkan dari awal berdiri (18 tahun lalu, red) masih bekerja di sini. Dari mereka lajang sampai sudah menikah dan mempunyai anak,'' ungkapnya.Hampir 20 tahun Mas Miskun tetap bertahan dengan nasi uduk dan ayam goreng. Padahal para pesaing bertebaran di setiap pelosok Jakarta. Namun, perempuan berusia 48 tahun ini tidak gentar. ''Saya punya kiat sendiri, dan yakin dengan rezeki dari Allah.''
Kiat utamanya, karena makan merupakan kebutuhan pokok, aneka masakan yang disajikan Mas Miskun adalah makanan rumahan. Selain itu, harganya murah meriah. ''Saya ingin setiap yang datang ke sini tidak kapok, apalagi menggerutu harga mahal. Saya ingin sehabis makan mereka kenyang dan senang, sehingga akan balik lagi ke sini,'' papar Aminah tertawa.Masakan pun diolah secara variatif. ''Tanpa bahan pengawet,'' tambahnya. Menu utamanya nasi uduk dan ayam goreng. Tak heran ketika flu burung merebak penjualan ayam gorengnya menyusut tajam.
Nenek satu cucu ini menambah jualan ikan goreng dan bakar. Lalapan segar dan aneka pilihan sambal sehingga pelanggan tinggal mengambil sepuasnya. Di meja tersedia juga sayur asem, jengkol, dan lainnya yang mengundang selera. Pelanggannya dari berbagai kalangan, mulai pegawai kantoran di sekitar warung, artis, bahkan pejabat.
Menyalurkan keuntungan
Dari enam lokasi restorannya, setiap bulannya Aminah mencatat omzet Rp 500 juta hingga Rp 600 juta. Berkat usaha ini Aminah bersama keluarga dan pegawainya bisa berangkat ke Tanah Suci. Setiap tahun dia juga menyempatkan umrah. Selain itu, ia berhasil membangun sebuah masjid di Cipayung dari hasil keuntungan usaha. Sebagian keuntungan setiap bulannya disalurkan untuk anak-anak yang kurang mampu. ''Alhamdulillah rezeki dari Allah, saya kembalikan lagi dengan berbagi kepada sesama,'' ujarnya.
Kini Aminah berencana membuka cabang baru di beberapa lokasi. Namun, mal tak termasuk lokasi yang diincarnya. Alasannya, di mal makanan kelas atas dan tempatnya mewah. ''Miskun makanan ndeso, tempatnya harus santai, bisa duduk di kursi atau makan sambil lesehan di bawah,'' katanya. Aminah juga mengidamkan lokasi jualan milik pribadi. Sejauh ini, dari enam lokasi restorannya, hanya di Cipayung yang menjadi milik sendiri, sisanya menyewa kepada orang lain.Banyak yang menawarkan agar Aminah membuka waralaba Mas Miskun. Tapi, ia belum mengiyakan. ''Saya masih mempelajari. Tapi, sepertinya untuk saat ini ada kepuasan tersendiri ketika segalanya saya lakoni sendiri.'' vie
Biodata
Nama Lengkap : Hj Aminah
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 14 September 1961
Nama anak-anak : Hj Erika Mediana (26 tahun), H Subhan Utomo (23 tahun)
Label : Mas Miskun
Lokasi :
Jl Kramat Raya No 87 Jakarta Pusat. Tlp 021-68600100
Jl Matraman Raya No 41 Jakarta Timur. Tlp 021-68600030
Jl Percetakan Negara Raya 76 Jakarta Pusat. Tlp 021-4251818
Jl Percetakan Negara Raya Warung Tenda Kaki Lima
Jl Raya Wangun Raya (arah Tajur) Bogor. Tlp 0251-7131000
Jl Raya Puncak Cipayung KM. 76 Bogor. Tlp 0251-7101010

08 November 2008

Semoga Menjadi Haji Mabrur

Segenap Pengurus dan Warga
Dewan Pimpinan Daerah
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Provinsi Banten

Kepada Jamaah Haji Indonesia

Mengucapkan

Semoga Menjadi Haji Mambrur


Didi Petet, Melontar Ibarat Sedang Maju ke Medan Perang

Hampir semua orang yang telah melaksanakan haji, selalu merasa rindu untuk kembali menginjakkan kakinya di tanah suci tersebut. Tak terkecuali Didi Widiatmoko atau yang lebih dikenal dengan Didi Petet. Salah satu aktor terkenal dan terbaik di Indonesia ini sudah sembilan kali menunaikan ibadah haji. Namun kerinduan untuk mendatangi Baitullah selalu saja menyambanginya.

Pria kelahiran Surabaya, 12 Juli 1956 ini pertamakali melaksanakan ibadah haji pada 1989. Setelah itu, hampir setiap tahun ia kembali ke tanah haram untuk berhaji dan belum termasuk ibadah umrah. Tahun 2002, Didi terakhir kalinya melaksanakan ibadah haji, namun tetap saja keinginan untuk berhaji lagi selalu muncul di hati kecilnya.

Saat pertamakali menunaikan ibadah haji pada 1989, adalah tahun pelaksanaan haji yang memilukan akibat peristiwa tragis yang dikenal dengan 'tragedi terowongan Mina'. Ketika itulah, ribuan jamaah haji termasuk cukup banyak jamaah haji Indonesia yang meninggal akibat terijak-injak oleh jamaah haji lain saat pelontaran jumrah dilakukan.

Namun beruntung bagi Didi, karena saat peristiwa tersebut terjadi, ia yang naik haji bersama istrinya Uce Sriasih, tidak berada di lokasi terowongan Mina. ''Saya malah tahu ada kejadian itu setelah membaca berita di koran. Alhamdulillah, saya dan keluarga cukup jauh dari lokasi tersebut saat peristiwa itu terjadi,'' ujar Didi kepada Republika.

Melontar jumrah, merupakan satu dari sekian rukun haji yang sangat berkesan bagi Didi. Meskipun sudah sembilan kali melaksanakan ibadah haji, tetap saja saat-saat melontar jumrah dirasakan Didi sebagai hal yang paling berat. Menurutnya, melontar ibarat sedang maju ke medan perang. ''Kita seperti sedang maju ke medan perang yang kita tidak tahu apakah akan selamat atau tidak,'' ujarnya.

Menurutnya, beratnya pelontaran jumrah dikarenakan saat itu, semua orang ingin melakukan kegiatan yang sama dan pada waktu yang sama. Karena kondisi dan waktu yang bertepatan, membuat semua orang menjadi sangat antusias bahkan cenderung berkeinginan sangat keras dalam melontar.

Selain itu, motivasi yang berbeda-beda dari tiap individu saat melontar terkadang membuat ritual tersebut menjadi bumerang. Tak jarang, batu yang dipakai melempar, terpantul kembali. Ataukah batu dari orang yang melontar, bukannya mengenai jamarat melainkan melayang hingga ke seberang hingga mengenai orang lain.

Kondisi tersebut sering kali terjadi, apalagi saat awal-awal Didi melaksanakan ibadah haji. Pasalnya, ketika itu, tugu jamarat bentuknya masih bulat, tidak seperti kondisi saat ini.

Namun Didi bersyukur, karena setelah beberapa kali menjalani ibadah haji, ia tak menemukan kesulitan dalam melontar. Meskipun ia menganggap, moment melontar selalu menjadi hal yang mendebarkan baginya. ''Saya selalu berdebar saat melontar. Makanya saya selalu minta supaya bisa tetap selamat. Dan alhamdulillah, kalau sudah selesai, saya kembali dan itu membuat lega karena bisa selamat,'' ujarnya.

Beberapa kali menunaikan ibadah haji, ayah dari enam putra ini mengurus sendiri rencana ibadahnya. Didi yang kebetulan memiliki kerabat di tanah suci, biasanya berangkat terlebih dahulu ke Arab Saudi menggunakan paspor hijau. Setelah di sana, barulah ia melanjutkan dengan mengurus untuk kebutuhan peribadatan. Setelah larangan penggunaan paspor hijau diberlakukan, barulah Didi berangkat haji langsung dari tanah air menggunakan ONH plus.

Terkait masalah penyelenggaraan haji dari tahun ke tahun, Didi menganggap apapun yang sedang terjadi saat penyelenggaraan haji, semuanya adalah cobaan. ''Cobaan saat berhaji itu memang besar dan tidak bisa diprediksi,'' ujarnya.

Karena itu, jika ada rekan-rekan atau kerabatnya yang ingin menunaikan ibadah haji, Didi selalu berpesan bahwa setiap tahun kondisinya pasti berbeda. Didi berpesan, bagi calon jamaah haji yang akan berangkat, selalulah bersiap-siap menerima kondisi apapun dan jangan membandingkannya dengan pelaksanaan ibadah haji yang telah lalu.

Salah satu contoh kecil, kata Didi, soal tempat parkir kendaraan. Menurutnya, bisa saja tahun sebelumnya kendaraan masih bisa parkir di depan hotel A, namun tahun ini sudah tidak bisa lagi. Hal itu karena peraturan, apalagi di Arab Saudi, menurutnya, sangat cepat perubahannya.

Karena itu, Didi tak ingin menganggap atau menilai penyelenggaraan haji yang tidak profesional seperti yang dikomplain banyak pihak selama ini. Menurutnya, mengurus sekian banyak orang memang bukan hal yang gampang, ditambah lagi keterkaitannya dengan peraturan yang diterapkan oleh pemerintah setempat.

Aktor yang lekat dengan karakter 'si kabayan' ini justru ingin mengingatkan jamaah haji tentang pentingnya bertaubat sebelum berangkat dan meluruskan niat berhaji. Selain itu, memang ada hal-hal yang tak boleh dilakukan, diantaranya menggunjingkan atau membicarakan orang lain. ''Kadang kala kita spontan, tidak sadar membicarakan orang dan ada ganjarannya,'' ujar Didi.

Didi bercerita, suatu ketika, selain dengan istrinya, ia berangkat haji bersama kakak iparnya. Saat berjalan, kakak iparnya itu selalu berjalan di belakang mereka dan jalannya sangat perlahan. Didi dan istrinya, tentu saja tak ingin meninggalkan sang kakak. Namun akibatnya, mereka berdua kerap merasa terhalang ataupun ikut lambat ke mana-mana.

Suatu ketika, Didi sedikit menggerutu menyampaikan kepada istrinya bahwa kakaknya berjalan terlalu pelan. Kalimat spontan yang meluncur dari mulutnya ternyata mendapat ganjaran. Esok harinya, Didi tiba-tiba tidak bisa berjalan. ''Badan saya pegal-pegal semua sampai tidak bisa berjalan,'' ujarnya.

Mengenang kejadian itu, Didi mengambil hikmah bahwa memang di tanah haram, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Menurutnya, meskipun sepele, lebih baik tidak mengomentarinya.

Selain itu, Didi juga menghimbau kepada siapa pun yang sudah punya niat untuk beribadah haji untuk segera melaksanakannya. Pelaksanaannya, sebisa mungkin dilaksanakan saat usia masih muda. Didi mengaku, dirinya kerap merasa kasihan melihat para orangtua yang menjalankan ibadah haji. '”Sebaiknya laksanakanlah ibadah haji selagi masih muda, dan memang sudah punya dana. Karena kalau sudah tua, kasihan. Ibadah haji sangat memerlukan fisik yang kuat karena banyak tempat yang harus dikunjungi dan itu membutuhkan kondisi yang fit,'' ujarnya. ina

Sumber Berita : http://www.republika.co.id/koran/127/11995.html
Sumber Foto : http://www.filmketikacintabertasbih.com/

11 Oktober 2008

PC LDII Kecamatan Kramatwatu Serang Banten mengadakan Sholat Idul Fitri 1429 H

Seperti tahun-tahun sebelum nya, tahun ini kembali PC LDII Kecamatan Kramatwatu mengadakan Sholat Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 1 Oktober 2008 kemarin, kegiatan ini salah satu rangkaian kegiatan ramadhan 1429 H yaitu dimulai kegiatan pengajian selama bulan ramadhan 1429 H yang dilakukan di tiap PAC-PAC baik berupa tadarusan maupun pengajian Al Qur;an dan Al Hadits, kemudian pada 10 malam terakhir diadakan kegiatan i'tikaf yang dipusatkan di mesjid Al Musawwa termasuk kegiatan sahur bersama bagi remaja, penerimaan dan pembagian zakat fitrah, dan sebagai puncak dilakukan sholat Idul Fitri di pelataran parkir mesjid Al Musawwa.

Dalam sholat Idul Fitri tahun ini bertidak sebagai Imam dan Khotib adalah ustadz Khoirul Hadi, dalam kutbah nya Ustadz Khoirul Hadi memberi nasehat supaya umat Islam menjaga sholat nya terutama sholat wajib nya karena sholat itu adalah tiangnya agama. Barang siapa yang dapat menjaga sholat nya maka Alloh swt akan menjaganya, tapi jika disia-siakan maka Alloh swt akan menyiakan nyiakan kita.

Setelah selesai acara sholat Idul Fitri dilanjutkan dengan penyampaian sambutan Idul Fitri 1429 H dari DPD LDII Provinsi Banten yang disampaikan oleh ketua DPD LDII Kabupaten Serang Bapak H. Giri Prastowo, ST dalam sambutannya salah satunya mengajak agar umat Islam untuk hidup rukun dan Idul Fitri 1429 H kali ini dijadi momen yang tepat untuk silaturrohim dan saling memaafkan antara kerabat dan famili, karena disamping kesalahan bisa saling diislahkan Alloh swt akan memberikan umur panjang dan melapangkan jalan rezeki kepada kita, karena Nabi bersabda "Barang siapa yang menghendaki dibentangkan jalan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung familinya (silaturrohim)" HR. Bukhori. (AB)



01 Oktober 2008

Taqobbalallohu Minna Wa Minkum


SEGENAP PENGURUS DAN WARGA

DEWAN PIMPINAN DAERAH
LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA
( LDII )

PROVINSI BANTEN

Mengucapkan

Sel
amat Idul Fitri 1429 H




Mohon Maaf Lahir dan Batin

Sempurnakan Kesucian Dengan Silaturrohim Dan Ukhuwah




25 September 2008

DPD LDII Provinsi Banten Bekerjasama Dengan SENKOM Mitra Polri Provinsi Banten Membentuk Posko Mudik Lebaran 1429 H/2008


Sebagai bentuk rasa simpatik terhadap para pemudik lebaran, DPD LDII Provinsi Banten membentuk Posko Mudik Lebaran 1429 H/2008 M, untuk tahun ini DPD LDII Provinsi Banten bekerjasama dengan SENKOM Mitra Polri Provinsi Banten, ada nya kerjasama ini dapat memaksimalkan layanan kepada para pemudik, karena posko ini dilengkapi dengan sarana komunikasi radio.

Lokasi posko ini berada di depan Terminal terpadu pelabuhan Merak yang baru. Posko ini akan beroperasi mulai H-3 hingga H+2, posko ini selain dilengkapi sarana telekomunikasi radio milik SENKOM Mitra Polri Provinsi Banten juga dilengkapi tempat istirahat, mushola, dan takjil sederhana. Selain itu anggota SENKOM Mitra Polri juga turut membantu pihak keamanan mengatasi kemacetan yang terjadi di pelabuhan merak.

"Pembentukan posko ini sebagai bentuk kepedulian LDII terhadap masyarakat terutama para pemudik lebaran yang melalui pelabuhan Merak, selain itu posko ini termasuk dari rangkai 70 posko yang didirikan oleh LDII dari mulai Lampung sampai dengan Bali" Ujar Bapak Budi Hartono Ketua DPD LDII Provinsi Banten disela-sela persiapan posko. "Diharapkan posko ini dapat membantu para pemudik untuk menghilangkan kelelahan atau untuk sholat" Tambah Bapak Sumarno Ketua SENKOM Mitra Polri Provinsi Banten. (AB)


24 September 2008

LDII Adakan I'tikaf Bersama di Masjid Al-Bina Jakarta


Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menggelar itikaf akbar yang berlangsung di Masjid Al-bina, Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan pada Minggu malam 21 September kemarin. Acara ini dihadiri ribuan orang hingga masjid serta pelatarannya penuh sesak. Hadir dalam i’tikaf bersama ini adalah beberapa ormas, perwakilan dari Depag, perwakilan dari MUI Pusat, para penulis buku “LDII After New Paradigm” dan beberapa undangan lainnya.

Acara dengan tajuk “Dengan I’tikaf Kita Membangun Akhlaq Bangsa” ini dimulai setelah sholat tarwih dan selesai sampai waktu sahur. Tujuan digelarnya i’tikaf bersama ini antara lain adalah untuk memanjatkan doa bersama atas berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Seperti permasalahan kemiskinan hingga masalah kemaksiatan. Acara ini juga sebagai upaya menghidupkan sunah nabi pada 10 malam terakhir Ramadan. Pada acara i’tikaf ini juga diselingi pemberian santunan kepada 50 anak yatim piatu di Jakarta.

Untuk mendukung mudik Lebaran tahun ini, LDII menyatakan juga akan menggelar aksi simpatik dengan mendirikan 30 posko mudik di sepanjang Pulau Jawa dan Sumatra.

22 September 2008

Ormas Islam LDII Kutuk Serangan Bom Pakistan

Jakarta (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Da`wah Islam Indonesia (LDII) mengutuk keras serangan bom bunuh diri di Islamabad, Pakistan, Sabtu (20/9), yang menewaskan lebih dari 40 orang.

"Ini bulan puasa, seharusnya pelaku peledakan bom tersebut juga menghormatinya, dan tidak melakukan tindakan yang memakan korban jiwa. Ini jelas bukan tindakan seorang muslim," tegas Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo di Jakarta, Minggu.

Bom bunuh diri yang berasal dari sebuah truk telah menyerang Hotel Marriott di Islamabad menewaskan sedikitnya 43 orang, melukai sekitar 250 orang dan sejumlah bangunan dekat hotel terbakar.

Serangan bom bunuh diri itu terjadi beberapa jam setelah Presiden baru Pakistan Asif Ali Zardari, duda mantan perdana menteri Benazir Bhutto yang juga dibunuh, menyampaikan pidato pertamanya di parlemen yang terletak beberapa ratus meter dari ledakan tersebut.

Hotel Marriott yang dijaga ketat itu adalah salah satu dari jaringan hotel internasional asal AS yang populer di kalangan orang asing, diplomat dan orang-orang kaya Pakistan.

LDII dan sejumlah ormas Islam mensinyalir ada pihak asing yang mencoba mengganggu kerukunan antarumat beragama, terutama antara kaum muslim dan non muslim dunia.

"Kita mengimbau umat beragama di Indonesia agar bersatu sehingga tidak dapat diadu domba, serta menghindarkan tindak kekerasan seperti yang terjadi di pakistan," kata Prasetyo.

Masjid-masjid seluruh Indonesia diharapkan melakukan Salat Gaib untuk mendoakan para korban ledakan bom di Pakistan."Pada hari yang baik ini, Ormas Islam akan melakukan Salat Gaib bersama untuk arwah korban ledakan dan doa untuk keselamatan bangsa agar terhindar dari berbagai peristiwa yang memakan korban jiwa," katanya.

Sebagai bangsa dengan umat Islam yang besar, rakyat Indonesia dapat mencontoh akhlak Nabi Muhamamad bahwa Islam merupakan agama yang damai dan tidak mengenal kekerasan. (*)
Sumber Foto : www.detiknews.com

21 September 2008

Nasehat Untuk Raja Dzalim

Seorang gadis kecil sedang berada di rumah sendirian. Ketika ia melongok ke luar jendela, dilihatnya seorang lelaki agak tua menuju pintu rumahnya. “Siapa gerangan?”, pikirnya. “Sepertinya bukan orang dari lingkungan sekitar sini”.

Benar, tak lama kemudian terdengar ucapan, “Assalamu’alaikum”. “Wa’alaikumussalam”,jawab gadis itu. “Oh, mari silahkan masuk tuan.. Mungkin sebentar lagi orang tua kami juga akan pulang. Karena setiap mahgrib kami selalu shalat berjamaah”. Tamu itu terpana. Ia mundur selangkah seraya bertanya, “Di mana orang tuamu? Mengapa gadis kecil sepertimu berani mempersilahkan aku masuk? Padahal kau kan belum kenal siapa aku?”“Ayah pernah mengatakan bahwa siapa saja yang mengucapkan salam, tentunya itu orang yang baik. Demikian juga almarhum ibuku mengatakan bahwa salam itu berarti mendoakan keselamatan dan memohonkan rahmat Alloh”, jawab gadis itu. Tamu itu kagum mendengar ucapan gadis kecil itu. Karenanya ia merasa malu dan merasa tanggung jawab untuk berlaku sopan. Tetapi ia masih ingin menguji gadis itu.“Apakah engkau tidak merasa takut tinggal di rumah sendirian?”“Siapa bilang saya sendirian tuan. Saya dan begitu juga dengan tuan tidak pernah sendirian. Kita semua selalu didampingi pengawal setia malaikat yang akan mencatat segala amal perbuatan kita yang harus kita pertanggungjawabkan di hari kiamat nanti. Tentu saja tuan lebih tahu daripada saya…”, potong gadis kecil itu.Tamu itu menunduk dan berfikir..”Pantas kampung ini tampak nyaman, aman, bersih, segar, karena hampir tiada gerak untuk iblis di sini”, gumamnya dalam hati. Ketika ayah gadis itu pulang, keduanya berjabat tangan dengan akrab. Tuan rumah mengijinkan sang tamu itu bermalam di rumahnya. “Di sini jauh dari kota. Jadi yang bisa kami hidangkan hanya susu perasan sendiri. Silahkan tuan”, ucap orang tua gadis tersebut mengeluarkan hidangan seadanya. “Alhamdulillah!” ucap tamu itu. “Mari diminum tuan!” Setelah keduanya minum susu perahan itu, sang tamu kemudian bertanya,”Berapakah susu yang dapat diperah setiap hari, dan berapa ongkosnya?”“Kira-kira tiga puluh liter setiap harinya, dan tidak pakai ongkos karena rumputnya tinggal dicari dan kami menggembalakannya sendiri. Jadi, tidak harus mengeluarkan upah untuk orang lain”. Tamu itu mengerutkan dahi,”Se-harusnya ada upeti buat raja di sini karena hasilnya cukup lumayan banyak”, kata sang tamu.“Tapi…”, sela gadis kecil yang sejak tadi duduk bersama ayahnya itu. “Semua barokah Alloh akan sirna jika raja selalu menarik upeti dari rakyat. Karena itu adalah kedzaliman.” Lagi-lagi sang tamu itu terperanjat mendengar ucapan gadis kecil itu. Seolah-olah ia merasa tersindir. Alangkah lancangnya mulut anak ini. Gadis yang sejak pertama dikaguminya itu, seakan-akan telah membaca suara hati dan niatnya. Sehingga semalaman ia sulit memejamkan matanya. Tetapi memang diakuinya bahwa betapa aman, tenang dan sederhananya hidup bapak dan anak itu. Tentu saja semua ini karena keyakinannya atas barokah Alloh SWT.

Pagi harinya, seusai shalat subuh, sang tamu diberi hidangan makanan dan susu. Tapi tiba-tiba, gadis kecil itu masuk dan berkata, “Tak seperti biasanya ayah! Sapi-sapi kita tak mau mengeluarkan susu. Apakah ada niat dari raja untuk menarik upeti kepada kita yang terpencil ini? Sebab bila raja berbuat dzalim, maka barokah Alloh akan hilang”.Tamu itu amat terkejut. Ia lalu segera keluar bersama gadis itu menuju ke tempat sapi-sapi yang sedang diperas itu, seraya berkata,”Tenangkan hatimu nak, raja tidak akan berbuat dzalim. Aku akan pergi menghadap raja ke istana. Akan kulaporkan kejadian disini, agar raja menjadi sadar. Jika ia baik dan berusaha mensejahterakan rakyatnya, tentu kita akan terus dibarokahi Alloh”. Baiklah”, kata gadis itu sambil mengangguk.Baru saja tamu itu menyelesaikan kalimatnya, gadis itu mulai mencoba lagi memerah susu. Dan sungguh ajaib, susu itu keluar lagi dengan lancarnya karena raja telah membatalkan niatnya yang buruk untuk menuntut upeti. Tanpa sepengetahuan gadis kecil dan ayahnya ternyata tamu yang menginap semalaman tersebut adalah tidak lain sang raja sendiri yang sedang menyamar melihat-lihat keadaan rakyatnya. Pada mulanya memang ia berniat untuk mencari sumber-sumber baru untuk bisa menarik upeti. Tapi akhirnya dengan kejadian tersebut, sang raja pun akhirnya membatalkan niatnya. Demikianlah kiranya dapat kita mengerti, bahwa kedzaliman seorang pemimpin, hanya akan membawa kesengsaraan bagi rakyatnya, dan dijauhkan dari barokah Alloh SWT. [Ust.H. Dave Ariant Yusuf]

19 September 2008

DPD LDII Provinsi Banten Memperingati Nuzulul Qur'an 1429 H


Ketua Komisi Fatwa MUI PUSAT lakukan tausyiah di Masjid Al Musawwa, Kramatwatu Serang. Banten

Pada tanggal 18 Romadhon 1429H lalu, DPD LDII Banten memperingati Nuzulul Qur’an 1429 H, dalam acara Nuzulul Qur’an kali ini diisi dengan pengajian Qiro’atul Sab’ah dan tausyiah. Sebetulnya acara tausyiah khususnya di bulan Romadhon bagi LDII merupakan agenda rutin diseluruh tingkatan mulai PAC hingga DPD LDII Provinsi Banten. Selain dalam rangka memaksimalkan menjaring berkah dibulan suci, acara ini menjadi ajang silaturohim para warga masyarakat dan ulama sekitar. Pemberi tausyiah biasanya selain dari ulama LDII juga diisi dari MUI dan instansi pemerintahan serta sesama ormas keagamaan lain . Namun acara yang diselenggarakan secara terpusat di Masjid Al Musawwa Kramatwatu Serang, Banten kali ini sangatlah lain, Bapak KH Ma’ruf Amin, selaku Ketua komisi fatwa MUI Pusat dan Dewan Penasihat Presiden RI berkenan hadir bersilaturohim dan memberikan tausiyah nya. Lebih dari 200 tamu undangan dan 800 warga LDII dan masyarakat sekitar masjid memenuhi Masjid Al Musawwa. Undangan hadir dari berbagai instansi pemerintah, ormas keagamaan dan para tokoh masyarakat mulai tingkat RT sampai dengan Provinsi.

“ Alhamdulilah, LDII di Banten sudah biasa menghadirkan ulama dari MUI Pusat, namun hari ini kami sangat berbahagia karena hampir ulama diseluruh tingkat dapat hadir di Mesjid Al Musawwa bersilaturohim dengan seluruh warga” Budi Hartono Ketua DPD LDII Prov Banten mengungkapkan kegembiraannya.

Acara berlangsung hikmat dimulai sejak sholat Isya’ dilanjut dengan sholat Tarawih. Kemudian undangan bersama sama mengikuti pengajian Al Qur’an, Ustadz Patria Nur dan Ustadz Brien Hariman mengenalkan ilmu membaca Al Qur’an Qiro’atul Sab’ah kepada para undangan, kemudian diakhiri dengan acara puncak Tausiyah oleh Bapak KH. Ma’ruf Amin dan sebagai do’a penutup dibawakan oleh Ketua MUI Banten Bapak KH. Aminudin Ibrahim, LML.

Bpk KH Ma’ruf Amin didalam tausyiahnya berpesan agar Al Qur’an dapat dipegang oleh umat Islam sebagai pedoman hidup sehari hari secara proporsional. Hati-hati terhadap gerakan yang mendistorsikan Al Qur’an dari umat dengan tujuan memberikan pemahaman yang salah kepada Al Qur’an sehingga tanpa terasa umat Islam menjadi jauh dari yang diperintahkan Allah dan Rasulnya, dan akhirnya Al Qur’an tinggal menjadi sebatas simbol agama saja”.

Para undangan setia mengikuti jalannya acara hingga tanpa terasa malam larut mengakhiri acara puncak tausyiah. “Semoga kegiatan silaturohim ini tidak hanya dimaksimalkan di bulan Romadhon saja, tugas ulama dan pemerintah sangat banyak. Mari kita mencari persamaan, bersama sama bahu membahu membangun umat dan memerangi kebodohan serta kemiskinan. ” komentar salah satu tokoh masyarakat yang hadir mengikuti tausyiah.

LDII Salurkan Zakat Koorporasi

SHOLEH ISKANDAR - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) bersama sembilan organisasi masyarakat (Baznas, Lazis DDII, Lazis Muhammadiyah, Lazis RZI, Aksi Cepat Tanggap, Yayasan dompet Dhuafa, Laz Alazhar, Lazis BMT dan Lazis PKPU) mendapat kepercayaan menyalurkan zakat koorporasi oleh Bank Mega Syariah (BMS).

Kemarin, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII, Prof DR Ir KH Abdullah Syam, menyerahkan secara simbolis zakat tersebut kepada Ketua DPD LDII Kota Bogor Radjab Tampubolon dan Ketua DPD LDII Kabupaten Bogor H Bambang Wahyudi, di Mesjid Nurul Iman, Budi Agung Kecamatan Tanah sareal.

DPP LDII dipercaya untuk menyalurkan zakat itu kepada mustahiq sebesar Rp350 juta dari dana zakat koorporasi BMS tersebut. Kemudian DPP LDII menyalurkan sebagian dana zakat itu secara simbolis Kepada sejumlah mustahiq zakat di Bogor melalui Dewan pimpinan daerah LDII kota dan Kabupaten Bogor.

Ketua Umum DPP LDII Prof KH Abdullah Syam mengatakan zakat yang disalurkan melalui DPD LDII Kota Bogor masing-masing sebesar Rp25 juta, selanjutnya dana itu akan dibagikan kepada 500 keluarga dhuafa dengan besaran pembagian Rp100 perkeluarga.

Selain Bogor, DPP LDII juga menyalurkan zakat dibeberapa wilayah lainnya seperti Depok, Bekasi, DKI Jakarta dan Tangerang. Iajuga menghimbau agar dana tersebut disalurkan dengan benar dan dapat dipertangungjawabkan.

“Harus ada laporannya ke DPP LDII tentang siapa saja yang menerima. LDII Harus mampu membuktikan dirinya sebgai ormas keagamaan yang menjunjung tinggi sifat jujur amanah rukun kompak dan mampu bekerjasama yangbaik nelalui penyaluran zakat kooporasi,” ujarnya.
Ia berharap BMS akan terus memberikan kepercayaan kepada LDII untuk menyalurkan dana zakat koorporasinya dan jumlah dana yang disalurkan dapat terus berkembang hingga memberikan manfaat nyata kepada keluarga dhuafa yang menerima bantuan.

Sementara Ketua DPD LDII Kota Bogor Radjab Tambulon berjanji akan menjalankan amanah tersebut dengan baik. “Kami akan data dan akan kami langsung berikan dengan cara door to door,” ujarnya.(dra).

Suryo Agung Wibowo : Puasa Bentuk Tubuh Jadi Ringan


Tak ada halangan bagi seseorang untuk tidak berpuasa, termasuk bagi seorang atlet seperti Suryo Agung Wibowo, sprinter andalan Indonesia. Meski tetap menahan lapar dan haus, Suryo juga konsisten berlatih rutin lari.'

'Tubuh saya kian ringan dan lari menjadi lebih cepat,'' ujar peraih medali emas lari 100 dan 200 meter SEA Games 2007 kepada Republika, Senin (15/9).

Diakuinya, berpuasa dengan tetap harus melakukan latihan memang terasa berat. Namun, jika itu dilakukan secara ikhlas dan menjadi kebiasaan, rasa haus dan lapar tak akan terasa.

Untuk membunuh rasa ingin mereguk air mineral, Suryo harus melawan ilusinya itu dengan semangat tinggi. Hal itu, katanya, terasa saat cuaca panas dan tenggorokan terasa kering.

Pria kelahiran Solo, 8 Oktober 1983, ini menyatakan dalam berpuasa ini porsi latihannya berkurang dibanding hari biasa. Pada hari biasa dia harus rutin berlatih pagi dan sore. Tapi, di bulan puasa ini hanya dilakukan pada sore hari antara pukul 16.00-17.00 WIB.

Pengurangan porsi latihan ini juga atas izin dari pelatihnya, Robert Balat. Sebelumnya, pelatih asal Australia itu menghendaki dirinya tetap berlatih seperti biasa, yakni pagi dan sore. Tapi, Balat akhirnya menyadari setelah melihat Suryo menjalani ibadah puasa itu.

''Kebetulan sekarang tidak ada even besar sehingga latihan saya berkurang. Meski begitu, saya tetap menjaga kondisi dengan sedikit latihan ringan,'' lanjutnya.

Prestasi Suryo Agung di jalur atletik dibuktikan dengan keberhasilannya menembus medali emas SEA Games untuk lari 100 meter dengan kecepatan 10,25 detik. Prestasi itu sekaligus memecahkan rekor dan dengan kecepatan itu menjadikan Suryo masuk atlet Olimpiade Beijing 2008.

Sayang di Beijing Suryo tidak bisa berbuat banyak. Persaingan lari cepat di jajaran dunia saat ini rata-rata ditempuh dengan catatan waktu di bawah 10 detik. Akhirnya, Suryo hanya berhasil lari dengan kecepatatan 10,40 detik.

Suryo menambahkan, agar tubuh tetap fit dalam berpuasa yang harus diperhatikan adalah makanan yang mengandung protein tinggi. Itu, katanya, dilahapnya saat berbuka dan sahur. Bila perlu menambah kebutuhan vitamin dengan mengonsumsi makanan tambahan.

Supaya lebih khusuk dalam menjalani ibadah puasa ini, Suryo memilih pulang kampung di Solo, Jawa Tengah. Dengan berkumpul bersama keluarga inilah Suryo semakin merasakan nikmatnya berpuasa dekat dengan orang tua dan keluarga. Apalagi, ia bisa menjalani shalat tarawih bersama.

''Saya pernah sekali tidak berpuasa karena harus ikut Thailand Open tahun 2007. Rasanya sangat menyesal sekali. Tapi bagaimana lagi, ketika itu saya harus membuktikan yang terbaik. Di situlah terasakan makna lomba di bawah terik matahari,'' tambahnya. lhk

Sumber Berita : www.republika.co.id

15 September 2008

Pembagian Cinderamata Bagi Khafilah Peserta MTQ

Provinsi Banten mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan MTQ tingkat Nasional XXII, pada bulan Juni 2008. Suatu kehormatan bagi masyarakat Banten dapat menyelenggarakan perhelatan akbar ini.

Alhamdulillah MTQ tingkat Nasional XXII yang berlokasi di Pusat Pemerintahan Provinsi Banten ini dapat berjalan dengan lancar walaupun kekurangan disana-sani masih ada tapi secara keseluruhan acara ini berjalan dengan lancar, acara ini sendiri di buka oleh Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan di tutup oleh Bapak Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Tahun ini sebagai juara umum adalah khafilah dari DKI Jakarta sedangkan provinsi Banten sendiri pada urutan ke 2.

Dalam rangka ikut mensukseskan perhelatan akbar ini, DPD LDII Provinsi Banten turut serta mensukseskan MTQ tingkat Nasional XXII baik berupa pemasangan spanduk maupun pemberian cinderamata kepada khafilah peserta MTQ berupa payung. Menurut beberapa khafilah payung ini sangat bermanfaat bagi peserta.


Selain itu saat DPD LDII Provinsi Banten membagikan cinderamata, kami bertemu seorang wagra LDII yang menjadi pimpinan khafilah dari Provinsi Jawa Timur.