26 Desember 2008

Tombo Ati 5

Sering saya bersiul, rengeng – rengeng, melantunkan lagu ini. Ada sesuatu yang unik ketika sampai pada syair : Kaping papat kudu wani weteng luwe. Hati saya sumendal. Sebab jarang, bahkan tak pernah kita merasakan lapar yang sesungguhnya. Bahkan kita sering mengisi perut kita yang masih berisi – belum lapar. Padahal obat hati yang keempat adalah berani berlapar - dahaga untuk menyegarkan hati dan jiwa kita.

Maksud syair ini tak lain adalah berpuasa, terutama puasa sunah tentunya setelah puasa romadhon. Selain berpahala, berpuasa itu melatih hati kita – diri kita, melepaskan keterikatan – belenggu pada hal-hal yang bersifat duniawi. Kita menahan diri dari minum, menahan diri dari makan dan menahan diri dari bertindak pada hal-hal yang bodoh. Ini adalah latihan jasmani yang merupakan cara sinkronisasi – bagaimana kita bisa menyerasikan hati dan perbuatan kita. Bagaimana hati kita merasakan apa yang diderita oleh jasmani kita. Bahkan lebih jauh lagi untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain di sekitar kita. Ini adalah pendidikan al-Mu’minu kal jasadil wahid – orang iman itu seperti jasad yang satu. Tak ada latihan lagi yang lebih tepat kecuali hanya dengan berpuasa. Sebab ini latihan dari dalam, sehingga dalil yang menyatakan orang iman seperti bangunan yang saling menguatkan bagain yang satu dengan yang lain, begitulah bunyi sabda Nabi – bisa terakreditasi dengan benar. Ngeklop.

Berpuasa juga melatih bersabar. Sabar adalah perbuatan hati. Ketika pikiran dan hati kita bisa terkonsentrasi dimana badan kita berada, maka disitulah letaknya sabar. Dan puasa adalah fokusnya. Ketika kita lapar maka ada syaraf yang memberitahukan kepada panca indra kita untuk segera memenuhi kebutuhan perut. Kita sadar ditarik pada masalah perut, bagaimanapun kita dan dimanapun berada, akan memikirkan itu. Namun secara sadar kita menahannya. Tidak memenuhi tuntutan tersebut sampai pada waktu yang ditentukan. Itulah latihan kesabaran – latihan hati. Pada aplikasi yang luas dan dalam, ada di kehidupan nyata. Allah berfirman dalam surat al-Baqoroh ayat 153; “Wahai orang-orang yang beriman, minta tolonglah kalian dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Dan berpuasa adalah setengah dari kesabaran.

Simaklah ilustrasi kendang berikut ini. Ketika kendang ditabuh pada dua sisinya menghasilkan irama yang luar biasa. Padahal kita tahu kendang itu kosong tengahnya. Hampa – hanya berisi udara, namun resonansi yang dibuatnya mampu menggetarkan sisi lain dari gendang untuk mengeluarkan innernya, suaranya. Gendang telah menutup diri dari sekelilingnya, dan memancarkan jati dirinya. Gendang adalah dirijen karawitan, siapa pun mengakuinya. Naik turunnya irama, cepat lambatnya ritme gamelan dikomandoi oleh si gendang ini.

Begitulah kira-kira gambaran berpuasa, hati akan menjadi penguasa atas dirinya. Hati menjadi tuan atas hayat dikandung badan. Hati yang sehat. Hati yang kuat – menggerakkan seluruh anggota badan dengan pancaran yang sempurna. Cahaya iman – nuurun ’alannuur. Dengan berpuasa Allah menghapus dosa – dosa kita. Ini berarti bahwa hati kita menjadi bersih. Kemudian allah mengangkat derajat kita.

Dari Abu Umamah r.a., dia berkata, Aku berkata; ”Wahai Rasululloh perintahkan suatu amal (yang memberi manfaat Allah) kepadaku?” Beliau bersabda, ”Tetapilah atasmu berpuasa sebab ia tidak ada yang menyamainya.” Aku bertanya lagi, ”Wahai Rasululloh perintahkan suatu amal (yang memberi manfaat Allah) kepadaku?” Beliau bersabda, ”Tetapilah atasmu berpuasa sebab ia tidak ada yang menyamainya.” (Rowahu an-Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah di dalam Shahihnya).

Jadi hiasilah hati kita dengan banyak berpuasa. Bisa tiga hari setiap bulan terutama hari – hari putih. Atau puasa senin – kamis, puasa syawal, muharom, puasa arofah, puasa Nabi Dawud a.s. selain puasa wajib di bulan ramadhan. Untuk membersihkan hati kita. Seperti ketika pujian itu dikumandangkan oleh para muadzin masjid, ketika fajar menohok malam. Menyentuh sendi – sendi umat. Menggerakkan urat – urat manusia untuk mulai bekerja – seiring datangnya pagi. Udara segar, nadi – nadi yang bersih, dengan hati berbinar dan jiwa berseri - seri. Allohumma barik fi bukuri ummati. Ayo berpuasa.....!
Penulis : Faizunal Abdillah, Jambi

Tombo Ati 4

Di dalam Adabul Mufrod karya Imam al-Bukhori disebutkan sebuah hadist yang diriwayatkan dari Qubaishah bin Burmah al-Asadi, dia berkata, aku bersama Nabi SAW dan mendengar beliau bersabda, ”Ahli kebaikan di dunia adalah ahli kebaikan di akhirat dan ahli kemungkaran di dunia merupakan ahli kemungkaran di akhirat.” (hadist shohih, diriwayatkan juga di dalam ad-Durr al-Mantsur as-Suyuthi dan al-Hakim) Selain itu Imam al-Bukhari (juga oleh Imam Tirmidzi) meriwayatkan; Al-arwahu junnuudun mujannadah – Ruh itu gerombolan yang digerombolkan (kumpulan yang dikumpulkan, bala yang dibalakan).

Spirit inilah yang diusung untuk menorehkan bait lirik syair tombo ati yang ketiga – Kaping telu wong kang sholeh kumpulono. Kalau kita berkumpul dengan orang-orang baik, maka kita akan diselimuti aura baik pula. Orang baik itu seperti penjual minyak wangi – kata Nabi. Jadi orang baik itu akan menyemprotkan wangi-wangiannya ke sekelilingnya. Jadi sekitarnya akan menjadi harum karenanya. Oleh karena itu dekat-dekatlah kita kepada penjual minyak wangi sebab kalaupun toh tidak mampu membeli kita akan memperoleh bau wanginya – itulah dawuh Kanjeng Nabi.

Dari Anas r.a., ia menuturkan, Rasululloh SAW bersabda, ”Dan perumpamaan teman duduk yang baik itu bagaikan penjual minyak wangi kasturi, jika minyak kasturi itu tidak mengenaimu, maka kamu akan mencium bau wanginya. Dan perumpamaan teman duduk yang jelek adalah seperti tukang pandai besi, jika kamu tidak kena arangnya/percikannya, maka kamu akan terkena asapnya.” (Rowahu Abu Dawud).

Kita sering melihat perkumpulan – perkumpulan, klub-klub berdiri, bahkan banyak - berseliweran di sekitar kita. Yang punya Harley Davidsons (HD) bikin HDI club. Yang punya susuki satria bikin Jakarta Satria Club. Ada klub olah raga, klub motor, klub sepeda mirip motor, klub remaja, milist group dll. Itu semua menunjukkan sifat esensial manusia, yaitu berkumpul dalam kesamaan dan keseragaman seperti sesama jenisnya, tujuan atau kepunyaan. Karena semangat kodrati bahwa ruh itu mencari teman yang sejenis. Dampak dari inilah, maka dianjurkan untuk berkumpul dengan orang baik dalam rangka menjaga hati kita untuk tetap menjadi baik. Kita akan malu berbuat jelek ditengah orang yang baik. Kita sungkan bicara jorok di tengah perkumpulan orang alim. Kita takut berbuat nista di tengah para ulama. Kita terdiam – tepekur – untuk menginduksi sekeliling dan sekitar kita. Kita ternganga menginspirasi kebaikan yang ada di depan kita. Kemudian meresapi dan menyerapnya. Selanjutnya kita akan meniru tindakan baik orang di sekitar kita.

Nabi bersabda, ”Agama seseorang itu tergatung teman sepergaulannya, maka melihatlah engkau pada siapa berteman?” (Rowahu at – Tirmidzi) Teman yang baik adalah teman yang setia di kala susah dan senang. Dan hati yang baik adalah hati yang mampu beradaptasi dengan situasi apapun. Oleh karena itu segeralah melatih hati kita untuk berkumpul dengan orang-orang baik, pergaulan yang baik dan media yang baik. Sebab untuk menjadi jelek itu lebih gambang daripada menjadi baik. Sesuai kata pepatah; sebab nila setitik rusak susu sebelanga. Jadi kalau tidak krasan dengan tempat pergaulan kita cermatilah. Biasanya orang yang suka ngaji akan senang di lingkungan orang ngaji. Orang yang tidak ngaji akan gerah berada di tempat orang yang suka ngaji. Begitu sebaliknya. Dan hati kita telah berbicara dengan caranya, maka kenalilah.

Untuk berkumpul perlu media – perlu wadah. Nah kita telah mempunyai semua itu. Tinggal kemampuan dan kemauan kita untuk memilah dan memilih dalam wadah yang sesuai dengan karakteristik dan interest kita. Kalau pengin jadi orang faham, seringlah berkunjung ke majelis ta’lim, berkumpulah dengan orang yang mempunyai kefahaman tinggi. Berkunjunglah ke masjid – masjid, berkumpul dengan para mubaligh, para ulama. Jangan pergi ke bar dan diskotik. Seandainya pengin jadi orang kaya berkumpulah dengan orang kaya, biar cepat ketularan kaya. Kalau pengin pinter segeralah bergabung dengan study klub, jangan pergi ke PS – PS dan bermain terus. Namun yang terpenting dari itu semua adalah isilah hati dengan kata mutiara – kalimat hikmah. Dijamin akan berkualitas dan moncer, sehingga bisa menghilangkan sakit-sakit dan borok – borok, noktah hitam yang dikatakan sebagai ron dalam quran. Sehingga atine bisa nyegoro, luas tanpa batas. Bisa menampung serta menyaring semua aspirasi, mengimplementasikannya dengan kualitas kepribadian yang agung, yoni, mulya dan berwibawa. Sebab hati kita bugar, tidak sakit lagi.

Selain itu dengan berkumpul dengan orang yang sholih menjadikan kita mempunyai cermin yang bisa membuang segala kotoran yang ada di dalam diri kita. Orang – orang sholih itu menjadi kaca benggala buat kita. Dengannya kita tahu apa yang baik dan apa yang jelek. Jadilah kita insan paripurna. Kalau salah ada yang mengingatkan. Kalau salah ada yang menasehati. Dawuh Kanjeng Nabi SAW, “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya, seorang mukmin saudara bagi mukmin yang lain, ia harus menjaga perbuatan saudaranya dan melindunginya dari belakang.” (Adabul mufrod – Imam Bukhori, Abu Dawud – no. 4918 derajat hadist hasan).
Jadi carilah teman dan tempat pergaulan yang baik. So,....kenalilah temanmu.
Penulis : Faizunal Abdillah, Jambi

21 Desember 2008

Tombi Ati 3

Kaping pindo sholat wengi lakonono. Terbayang bukan bagaimana syahdunya instrumen musik yang dibawakan Kyai Kanjeng, ketika mengiringi lirik lagu ini. Gabungan gamelan dan instrumen modern melebur jadi satu dengan sentuhan apik versi Djadug Ferianto – yang anaknya Bagong Kussudiarto – saudaranya Si Butet dari Jogja itu. Atau aransemen yang mengiringi Opick. Benar – benar eunak. Ternyata lebih apik lagi, ketika kita bisa melaksanakan lirik lagu tersebut. Yaitu menjalankan sholat - sholat sunah. Bisa di waktu siang maupun malam, terutama sholatu al-lail.

Dari Abu Huroiroh r.a., dia berkata, Rasululloh SAW bersabda, ”Sebaik – baik puasa setelah ramadhan adalah bulan Allah Muharram, dan sebaik – baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (Rowahu Muslim, Abu Dawud, at – Tirmidzi, an – Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah didalam shohihnya).

Dalam Surah Al- Baqoroh ayat 153 Allah berfirman; “Wahai orang – orang yang beriman minta tolonglah kalian kepada Allah dengan shobar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar.” Maksud kata sholat di sini, merujuk pada keterangan para mufassirin adalah melaksanakan sholat-sholat sunah. Dan sholat sunah itu banyak macamnya. Ada sholat sunah rowatib yaitu sholat sunah sebelum dan atau sesudah sholat wajib. Ada sholat dhuha, mulai 2 rekaat sampai 12 rekaat – yang dua - dua atau empat - empat. Ada sholat tasbih, sholat hajat, sholat istikhoroh dan sholat tahajud. Lainnya masih ada sholat syukur wudhu yaitu 2 rekaat setelah wudhu, ada tahiyyatul masjid, sholat taubat dan lain – lainnya. Begitu banyak jenis dan macamnya, tinggal kita memilih mana yang kita suka dan bisa.

Kalau sholat wajibnya tertib (awal waktu), besar kemungkinan orang tersebut dapat melakukan sholat sunah rowatib. Berbeda dengan orang yang sholat wajibnya mepet-mepet. Untuk sholat wajib saja harus berkejaran dengan waktu, otomatis tidak ada waktu tersisa buat sholat sunah.

Sholat sunah mempunyai arti penting sebab fungsinya sebagai suplemen sholat wajib kita: menambal apa-apa yang kurang dan melengkapi sesuatu yang bolong-bolong. Berarti semakin banyak melakukan sholat sunah semakin banyak waktu untuk berbisik-bisik menghadap Allah. Ada menu pokok dan ada menu pendamping, dimana semuanya membuat hati kita bahagia. Tinggal pilih dan tinggal melaksanakan.

Dari Abu Umamah al-Bahilli r.a., dari Rasululloh SAW, beliau bersabda, “Tetapilah atas kalian qiyam al-lail, karena itu adalah kebiasaan orang – orang sholeh sebelum kalian, dan merupakan pendekatan diri kepada Rabb kalian, pelebur kesalahan – kesalahan dan pencegah dari dosa – dosa.” (Rowahu at- Tirmidzi dalam al-Jami’, Ibnu Abid Dunya dalam Kitab at-Tahajjud, Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya dan alHakim dari Abdullah bin Shalih.)

Kembali ke masalah asal, sholat sunah sebagai tombo ati, perlu racikan tertentu agar tak luntur ditelan waktu dan tak hilang diambil kesibukan. Yang pertama perlu disesuaikan adalah kecocokan waktu dan kemauan diri kita untuk melakukan itu. Sebab kendala utama adalah males. Mungkin hanya di bulan puasa saja kita agak tertib sholat sunahnya, tapi sesudahnya seperti disapu angin, ditelan badai. Kedua adalah prioritas – mana dan kapan kita tekadkan untuk melaksanakan. Jangan tunda dan tunggu-tungu lagi, keburu terluka hati ini. Simaklah hadits berikut.

Dari Abu Huroiroh r.a., bahwa Rasululoh SAW bersabda, ”Setan membuat tiga simpul di tengkuk salah satu kalian ketika tidur, di tiap – tiap simpul setan membisikkan, ’Malammu masih panjang, tidurlah terus’. Jika dia terbangun dan dzikir kepada Allah maka satu simpul terbuka, jika dia berwudhu, maka satu simpul lagi terbuka, jika dia sholat, maka seluruh simpulnya terbuka, maka dia menjadi orang yang semangat lagi berjiwa bersih, jika tidak maka dia berjiwa kotor lagi malas.” (Rowahu Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan an-Nasa’i)

Di dalam riwayat Ibnu Majah terdapat perbedaan redaksi sebagai berikut :
”...Maka dia menjadi orang yang bersemangat, berjiwa bersih, dan telah meraih kebaikan. Jika dia tidak melakukannya, maka dia menjadi orang yang malas, berjiwa kotor dan tidak meraih kebaikan.”

Jadi tunggu apalagi, segeralah bersihkan dan segarkan hati dan jiwa kita dengan sholat malam dan banyak sholat malam.
Penulis : Faizunal Abdillah, Jambi

12 Desember 2008

Tombo Ati 2

Lagu tombo ati jarang dinyanyikan dengan ugal-ugalan. Biasanya dilantunkan dengan penuh penghayatan – sambil melek merem – melek merem. Walaupun Inul sekalipun yang melantunkan, dijamin tidak ada goyang ngebornya. Lagu ini seperti punya karisma tersendiri sebab muatan isinya – yang agung dan suci.

Disebutkan bahwa obat hati yang pertama adalah moco quran sakmaknane – membaca quran beserta menghayati maknanya. Allah berfirman di dalam Surat Yunus ayat 57;”Wahai manusia sungguh telah datang kepada kalian perkeling/nasehat dari tuhan kalian dan obat bagi apa – apa yang ada di dalam dada (hati) dan petunjuk serta rohmat bagi orang – orang yang beriman.” Ayat ini dengan jelas menjelaskan bahwa sebagian dari fawaidz (manfaat atau faidah) Alquran adalah sebagai obat apa – apa yang ada di dalam dada yaitu hati. Bagaimana caranya bisa jadi obat yaitu dengan cara dibaca, dikaji dan dihayati maknanya. Sebab dengan begitu akan turun sakinah – ketenangan - dan rohmat dari Allah SWT. Imam Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shohihnya dan al-Hakim meriwayatkan sebuah hadist dari Abu Huroiroh sebagai berikut, bersabda Rasulullah SAW, ”Dan tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah dari rumah Allah sembari mereka membaca kitab Allah dan saling menderes (mengkaji) diantara mereka, kecuali malaikat mengelilingi/meliputi mereka, turun ketenangan atas mereka, dan rohmat menaungi mereka dan Allah menyebut mereka di depan para malaikat di sisiNya”.

Kita sering membaca Al Qur'an, tapi diakui atau tidak, kita jarang sekali menghayati maknanya ayat per ayat. Apalagi kalau speed membacanya cepat, banyak makna yang tertinggal atau ketinggalan. Makna yang terkandung dalam ayat yang dibaca acap terlewat begitu saja. Kecuali, mungkin – ayat yang sudah sering kita hafal benar artinya seperti dalil-dalil pokok, pasti baru ngeh. Jadi ada hambatan psikologis, mengenai pemahaman makna ketika kita sedang membaca. Apalagi yang bahasa arabnya kurang bagus – bukan mubaligh maksudnya – insya allah punya kendala yang besar untuk memahami apalagi sambil membaca. Padahal kata para sayyid, ulama salaf – yang ada dalam gandangannya dikatakan bahwa :

Wa khairu jaliisu laa yumallu haditsuh
Wa tardatuhu zadathu fiihi tajammulan
Artinya :
Sebaik-baik teman duduk adalah quran, dimana ceritanya tidak membosankan dan kalau mengulang-ngulangnya akan semakin bertambah dan terasa keindahannya.
Mari kita meraihnya, seperti gandangan itu, menjadikan alquran teman duduk, mengulang ceritanya dan mendapatkan keindahannya. Terlebih bagi yang bersuara emas. Dari Barra’ bi Azib r.a, dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Hiasilah Al-quan dengan suara kalian.” (diriwayatkan didalam Abu Dawud, an – Nasa’i dan Ibnu Majah).

Ketika kita membaca quran semua panca indera terpusat menjadi satu. Mata melihat deretan hurufnya, telinga mendengarkan suara yang kita dendangkan, pikiran terpusat ke makna ayatnya. Sedangkan kulit kita merasakan getaran suasananya. Syahdu. Dan hati kita terkonsentrasi – terinduksi oleh kesadaran indera kita sehingga sejuk – tenang – damai – khusyu pembawaannya sebab diliputi rohmat adanya. Ditambah lagi, bahwa ketika kita sedang membaca quran laksana kita berbincang langsung dengan Allah. Hal ini menyambungkan sifat rahim yang ada di kita pada rahimnya Allah. Penuh kasih – penuh cinta yang akhirnya terpancar pada kepribadian kita. Oleh karena itu, kenapa orang yang faqih tidak bosan-bosannya untuk membaca quran dan menemukan betapa indahnya syair dan kandungan ceritanya. Terkadang pula menangis dibuainya. Sebab hati menjadi tenang – sejuk dan damai karenanya. Berlama-lama akan semakin suka. Berlama-lama semakin indah.

Bagaimana kalau kita tidak menemukan itu ketika membaca quran? Berarti belum menemukan blessing in Quran. Dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Yang jelas kalau saat ini kita telah melakukan rutinitas membaca quran, berarti tinggal selangkah lagi untuk menemukan blessing itu. Percayalah. Selangkah lagi untuk menemukan rahasia hati – mengobati hati. Mengelola naik-turunnya iman yang termuat didalamnya. Teruslah mencoba dan mencoba.

Sebagai penutup ingatlah hadist berikut. Dari Abu Huroiroh r.a, dia berkata Rasululloh SAW bersabda, ”Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dalam satu malam, maka dia tidak akan dicatat termasuk orang – orang yang lalai.” (rowahu Hakiim). Semoga tulisan ini dapat mencukupi dan memotivasi kita untuk membaca Al Qur'an.
Penulis : Faizunal Abdillah, Jambi

Tombo Ati 1

Sering kita mendengar lagu ini. Bahkan grupnya Emha – Kyai Kanjeng – sempat mempopulerkan kembali – repro – lagu ini. Dengan latar gamelan tradisional lewat aransemen Djadug Ferianto, alunan lagu ini serasa nikmat sekali didengar. Tak kalah juga lantunan Opick yang syahdu itu. Gubahan lagu ini terus menusuk relung jiwa. Bahkan tak jarang mulut kita ikut menirukan, seraya lagi mendendangkannya. Di masyarakat jawa ; Jawa Tengah dan Jawa Timur – utamanya komunitas NU, lagu ini adalah lagu andalan yang sering jadi lagu puji-pujian di masjid. Saya sendiri sudah mengenal dan hafal lagu ini sejak SD. Yah tak lain, karena dulu memang sering dilantunkan sehabis adzan menunggu pelaksanaan sholat berjamaah di masjid dekat rumah. Lagu itu hafal di luar kepala. Lirik lagu itu kira-kira begini (versi Opick, sebab ada beberapa versi menurut dialek masing2 daerah) :

tombo ati iku limo perkarane
kaping pisan moco Qur’an lan maknane
kaping pindo sholat wengi lakonono
kaping telu wong kang sholeh kumpulono
kaping papat kudu weteng ingkang luwe
kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
salah sawijine sopo biso ngelakoni
mugi-mugi Gusti Allah nyembadani

obat hati ada lima perkaranya
yg pertama, baca Qur’an dan maknanya
yang kedua, sholat malam dirikanlah
yg ketiga, berkumpullah dng orang sholeh
yg keempat, perbanyaklah berpuasa
yg kelima, dzikir malam perpanjanglah
salah satunya siapa bisa menjalani
moga-moga Gusti Allah mencukupi
Kami tidak bermaksud mengajak anda menghafal lagu ini tentunya, namun kami ingin mengambil manfaat dari apa yang sering kita dengar. Lagu ini tidak diketahui pasti siapa penciptanya. Lebih gampang disebut sebagai tutur - tinular. Namun kandungan hikmahnya tidak bisa kita sangkal begitu saja. Sebab apa yang disampaikan benar adanya. Mungkin penciptanya adalah seorang yang berilmu tinggi (ulama) sehingga bisa merangkai sedemikian rupa : bahasa sederhana, mudah dicerna, mudah diingat, santun berirama dan melegenda. Ada yang bilang ini salah satu produk wali songo. Konon katanya karya Sunan Bonang. Tapi Gus Dur bilang bahwa itu adalah judul sebuah sajak berbahasa Arab ciptaan Sayyidina Ali, yang oleh KH. Bisri Mustofa dari Rembang (ayah KH. A. Mustofa Bisri) diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dengan menggunakan judul yang sama. Wallahu a’lam. Meminjam idiom dalam film Naga Bonar; itu tidak penting! Yang penting adalah mari kita ambil kalimat hikmah itu menjadi bagian dari hidup kita, bukan?

Dari sini kami bermaksud akan menunjukkan atsar - atsar yang mendasari untaian lirik tembang tersebut – dari sumber Quran dan hadist. Jika kita mampu menjaga hati kita dengan 5 obat hati di atas. Hati adalah tempatnya keimanan – jika baik hati kita, maka baik seluruh tubuh kita dan amalan kita. Sebaliknya jika jelek hati kita, maka jelek pula tubuh kita sehingga menghasilkan perbuatan-perbuatan yang jelek sebagai buahnya.

Padahal kita juga tahu, bahwa sebenarnya tidak ada yang baru dengan tembang tersebut. Namun, dalam hidup ini terkadang kita perlu sesuatu yang bersifat baru, walaupun dari barang lama alias daur ulang. Setidaknya sekedar idiom – istilah atau apalah – yang bisa menggugah lagi semangat kita dalam beribadah. Khususnya dalam menjaga hati, maka ingatlah selalu tombo ati iku limo perkarane.
Penulis : Faizunal Abdillah , Jambi

11 Desember 2008

AFF Suzuki Cup : Budi Bersinar di Tengah Kesulitan


Jakarta - Budi Sudarsono menjadi bintang kemenangan 4-0 Indonesia atas Kamboja di laga kedua Piala AFF Suzuki Cup 2008 dengan hat-tricknya. Ia melakukannya di tengah belitan kesulitan.

Tiga gol Budi dicetaknya di menit ke-16, 55 dan 73. Saat mencetak gol pamungkasnya, Budi memakai gaya memutar-mutar tangan di samping kepalanya serta gaya menyeka kedua mata dengan jarinya.

Ternyata, gaya itu adalah cerminan dari kesulitan yang tengah menderanya akibat ketidakpastian masa depannya setelah memutuskan keluar dari Persik Kediri yang mengalami krisis keuangan. Budi mengaku pusing, sakit hati sekaligus sedih.

"Ngelu (pusing), mas," akunya kepada para wartawan seusai pertandingan. "Saya lagi banyak masalah. Saya sampai nangis kalau mikirin. Tapi biarlah itu nanti saya yang menyelesaikannya sendiri."

Kesulitan yang menerpa Budi coba dipahami oleh pelatih timnas Indonesia, Benny Dollo. Seusai pertandingan pertama melawan Myanmar, di mana Budi mencetak satu gol, Benny memuji Budi yang tetap tampil baik meski dirundung masalah.

"Dia sedang dibelit masalah pribadi. Tetapi pesan saya buat dia, main bagus saja, nanti kalau main bagus pasti banyak klub yang mau menampungmu," kata Bendol, sapaan Benny, Jumat (5/12) lalu.

Trigol Budi Minggu (7/12) malam kemarin juga membuatnya punya catatan istimewa atas Kamboja. Di ajang Piala Kemerdekaan beberapa waktu lalu, Budi memotori kemenangan 7-0 Indonesia dengan torehan empat golnya.
Apakah Kamboja merupakan tim pendatang keberuntungan bagi penyerang yang pernah membela Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Deltras Sidoarjo dan Persik ini?

"Kalau dibilang tim keberuntungan sih ya tidaklah. Seperti yang saya bilang di atas, tugas striker memang mencetak gol," pungkas Budi.


Sumber berita : www.detiksport.com/sepakbola

Budi Sudarsono : Kurban Itu Kebutuhan Kita


Jakarta - Seperti umat Muslim lainnya, Budi Sudarsono juga menyambut gembira datangnya Idul Adha. Tahun ini, Budi ikut berkurban; karena baginya kurban itu kebutuhan.

Dengan wajah sumringah karena baru saja mencetak tiga gol dalam kemenangan 4-0 Indonesia atas Kamboja di ajang Piala AFF Suzuki Cup 2008, Minggu (7/12/2008), Budi angkat bicara soal kurban.
"Saya motong sapi. Tapi itu di kampung saya sana (Kediri--red)," tutur Budi.

"Bagi saya, kurban itu bukan lagi kewajiban. Tetapi justru kebutuhan. Pahalanya melebihi orang yang berperang lho," ujar penyerang yang sudah menyandang gelar haji ini.

Budi juga tak menyesal bila harus melewatkan Idul Adha tahun ini tak bersama keluarga karena tengah membela timnas di ajang supremasi sepakbola Asia Tenggara itu. Lantas, di mana mau salat Idul Adha, Bud? "Wah belum tahu nih anak-anak mau salat Ied di mana," ujarnya.

10 Desember 2008

DPD LDII Kabupaten dan Kota Serang Mewujudkan 131 Hewan Qurban

LDII Kabupaten dan Kota Serang pada Idul Adha 1429 H mewujudkan 131 Hewan Qurban yang terdiri dari 65 ekor sapi dan 64 ekor kambing. LDII Kota Serang menyembelih 33 ekor sapi dan 45 ekor kambing yang tersebar di beberapa PAC di 4 kecamatan yaitu kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Walantanka dan Taktakan. Sedangkan LDII Kabupaten Serang menyembelih 34 ekor sapi dan 19 kambing yang tersebar di beberapa PAC di 5 kecamatan yaitu kecamatan Cikander, Kragilan, Ciruas, Kramatwatu, dan Puloampel.
"Menyembelihan hewan qurban adalah kegiatan rutin dari warga LDII, sebagai bentuk wujud keimanan pada Alloh SWT dengan menjalankan perintah Nya." Ujar Ketua DPD LDII Kota Serang, TB. Abdullah Komar, saat ditemui disela-sela pemotongan hewan qurban di salah satu PAC yang ada di Kota Serang.
Ditempat terpisah setelah pelaksanaan sholat Idul Adha yang diselengarakan oleh PC LDII Kecamatan Kramatwatu di kampung Jaya Sampurna, Pejaten, Kramatwatu, ketua DPD LDII Kabupaten Serang, H. Giri Prastowo, ST menuturkan bahwa ibadah qurban selain merupakan perintah dari Alloh SWT dan Nabi Muhammad SAW juga merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial warga LDII terhadap sesama umat manusia, mudah-mudahan dapat membantu masyarakat yang membutuhkannya" (Arbud)



02 Desember 2008

DPD LDII Provinsi Banten Menyelenggarakan Pengajian Qiroatussab'ah Juz 23, 24, dan 25

Tanggal 17 s/d 21 November 2008 kembali DPD LDII Provinsi Banten menyelenggarakan pengajian Qiroatussab’ah, untuk kali ini yang dikaji juz 23, 24, dan 25. Qiroatussab’ah adalah macam cara membaca Al Qur’an, sebanyak 7 (tujuh) guru dengan masing-masing 2 (dua) murid. Qiroatussab’ah memang masih jarang dipelajari di Indonesia ini, untuk itu LDII dari sejak tahun 2000 mulai memperkenalkan Qiroatussab’ah kepada masyarakat agar ilmu ini tidak hilang dimakan zaman. Acara yang diikuti para mubaligh dan warga LDII se- Provinsi Banten ini diselenggarakan oleh DPD LDII Provinsi Banten, kali ini dilakukan di dua tempat, satu di Mesjid Al Musawwa Kramatwatu untuk wilayah Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak. Sedangkan untuk di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang diadakan di mesjid Al Furqon Cimone.

Pada hari pertama tanggal 17 November 2008, pengajian Qiroatussab’ah ini kedatangan tamu perwakilan dari Depag Provinsi Banten, Bapak TB. Juwaeni (Kepala Seksi Pendidikan Al Qur’an dan MTQ), dalam sambutan nya merasa terharu melihat kesemangatan warga LDII dalam beribadah dan mengkaji Al Qur’an, apalagi dalam mempelajari Qiroatussab’ah, ”Dari sejak sholat Isya sampai acara ini dimulai, banyak remaja-remaja yang semangat untuk sholat berjamaah dan mengikuti pengajian Qiroatussab’ah ini, saya sangat terharu, ini lah benteng umat Islam dari pengaruh-pengaruh buruk era globalisasi” Ujar beliau.

Menurut Bapak TB Juwaeni LDII lebih maju dibanding ormas Islam lainnya, karena sudah memulai pengajian Qiroatussab’ah hingga juz 25, Insya Alloh dalam munas Lembaga Tilawatul Qur’an nanti, akan kami usulkan untuk memasukkan Qiroatussab’ah sebagai cabang yang dilombakan dalam MTQ.

Pada akhir kunjungan Bapak TB Juwaeni memberikan 8 buah mussaf Al Qur’an kepada DPD LDII Provinsi Banten, sedangkan DPD LDII Provinsi Banten memberikan mussaf Al Qur’an Qiroatul Arsy. (arbud)