15 Maret 2009

Temui JK, LDII Tolak Dukung Golkar

JAKARTA - Meski memiliki ikatan sejarah cukup kuat dengan Partai Golongan Karya (Golkar), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) tidak akan kembali menjadi organisasi sayap Golkar, bahkan dalam Pemilu mendatang.
"Itu kan dulu, sekarang anda lihat sendiri," ujar Ketua DPP LDII Chriswanto Santoso usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (6/3/2009).
Sesuai amanat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) beberapa waktu lalu, kata dia, dalam Pemilu 2009 ini secara institusional posisi LDII netral. "Artinya kita bebaskan kepada warga, pengurus dan anggota untuk meilih partai apapun," tambahnya.
Dalam pertemuan kali ini, anggota LDII juga sempat menanyakan kesiapan JK untuk maju menjadi capres dalam pemilihan presiden mendatang.
"Beliau sempat menyampaikan, dan itu karena desakan dari daerah-daerah. Beliau tetap akan memutuskan setelah pemilihan legislatif, karena belum tahu peta kekuatan jadi tidak etis bicara sekarang," urainya.Dalam kesempatan itu, LDII meminta kepada JK yang juga ketua umum Golkar untuk menciptakan kampanye yang kondusif, berkualitas dan menjauhkan black campaign.
Menurutnya, black campaign dikhawatirkan bisa mendorong tingginya angka golput di masyarakat. "Karena masyarakat menilai mereka tidak ada yang baik. Sehingga, peran masyarakat semakin rendah," pungkasnya. (teb)

Disarankan Tak Jalankan Black Campaign, JK Beri Perhatian Khusus

Jakarta - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menengarai black campaign menunjukkan tren yang semakin berkembang. LDII pun menyarankan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) agar tak ikut-ikutan memakai cara black campaign.

"Kita sarankan kepada beliau supaya kedepankan white campaign, bukan black campaign. Kita khawatir kalau black campaign itu akan saling membinasakan dan saling meniadakan," ujar salah satu Ketua LDII Chriswanto Santoso usai bertemu JK di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakata Pusat, Jumat (6/3/2009).

Jika blcak campaign semakin marak, imbuhnya, maka akan mendorong tingkat golput semakin tinggi. Karena bisa-bisa masyarakat menilai tak ada calon anggota legislatif maupun calon presiden yang baik. Akibatnya, menimbulkan sistem kenegaraan yang tidak baik.

Menurutnya pula, JK mengapresiasi saran LDII itu. JK pun meminta LDII berperan dalam dakwahnya tentang white campaign.

"Beliau mencatat khusus. Beliau menghargai sekali untuk menciptakan pemilu yang berkualitas. Dan Beliau akan concern untuk semua jajarannya agar bisa menciptakan pemilu berkualitas, yang muaranya parlemen berkualitas sehingga bangsa dan negara berkualitas," ujar Chriswanto.

Sementara tentang kesiapan JK menjadi capres, Chriswanto menambahkan bahwa LDII sempat menanyakan. Menurutnya, JK hanya menjelaskan sekilas tentang pencalonannya sebagai capres.

"Beliau sempat menyinggung sebentar saja. Tapi apapun Beliau menyerukan akan menyusun strategi setelah pemilu legislatif. Karena tidak etis kalau belum tahu kekuatan. Iya kalau Golkar menang. Kalau menang, tentu akan berkembang sesuai dengan kekuatan peta politik pemenang pemilu," jelasnya.Sedangkan untuk Pemilu 2009, Chriswanto menegaskan sikap organisasinya akan tetap netral. Pilihan politik diserahkan pada masing-masing anggotanya.

Apakah ada instruksi untuk memilih partai Islam? "Tidak ada instruksi tertentu. Karena kita beranggapan Pancasila dan UUD 1945 masih relevan," tuturnya( nwk / lrn )