19 September 2008

Suryo Agung Wibowo : Puasa Bentuk Tubuh Jadi Ringan


Tak ada halangan bagi seseorang untuk tidak berpuasa, termasuk bagi seorang atlet seperti Suryo Agung Wibowo, sprinter andalan Indonesia. Meski tetap menahan lapar dan haus, Suryo juga konsisten berlatih rutin lari.'

'Tubuh saya kian ringan dan lari menjadi lebih cepat,'' ujar peraih medali emas lari 100 dan 200 meter SEA Games 2007 kepada Republika, Senin (15/9).

Diakuinya, berpuasa dengan tetap harus melakukan latihan memang terasa berat. Namun, jika itu dilakukan secara ikhlas dan menjadi kebiasaan, rasa haus dan lapar tak akan terasa.

Untuk membunuh rasa ingin mereguk air mineral, Suryo harus melawan ilusinya itu dengan semangat tinggi. Hal itu, katanya, terasa saat cuaca panas dan tenggorokan terasa kering.

Pria kelahiran Solo, 8 Oktober 1983, ini menyatakan dalam berpuasa ini porsi latihannya berkurang dibanding hari biasa. Pada hari biasa dia harus rutin berlatih pagi dan sore. Tapi, di bulan puasa ini hanya dilakukan pada sore hari antara pukul 16.00-17.00 WIB.

Pengurangan porsi latihan ini juga atas izin dari pelatihnya, Robert Balat. Sebelumnya, pelatih asal Australia itu menghendaki dirinya tetap berlatih seperti biasa, yakni pagi dan sore. Tapi, Balat akhirnya menyadari setelah melihat Suryo menjalani ibadah puasa itu.

''Kebetulan sekarang tidak ada even besar sehingga latihan saya berkurang. Meski begitu, saya tetap menjaga kondisi dengan sedikit latihan ringan,'' lanjutnya.

Prestasi Suryo Agung di jalur atletik dibuktikan dengan keberhasilannya menembus medali emas SEA Games untuk lari 100 meter dengan kecepatan 10,25 detik. Prestasi itu sekaligus memecahkan rekor dan dengan kecepatan itu menjadikan Suryo masuk atlet Olimpiade Beijing 2008.

Sayang di Beijing Suryo tidak bisa berbuat banyak. Persaingan lari cepat di jajaran dunia saat ini rata-rata ditempuh dengan catatan waktu di bawah 10 detik. Akhirnya, Suryo hanya berhasil lari dengan kecepatatan 10,40 detik.

Suryo menambahkan, agar tubuh tetap fit dalam berpuasa yang harus diperhatikan adalah makanan yang mengandung protein tinggi. Itu, katanya, dilahapnya saat berbuka dan sahur. Bila perlu menambah kebutuhan vitamin dengan mengonsumsi makanan tambahan.

Supaya lebih khusuk dalam menjalani ibadah puasa ini, Suryo memilih pulang kampung di Solo, Jawa Tengah. Dengan berkumpul bersama keluarga inilah Suryo semakin merasakan nikmatnya berpuasa dekat dengan orang tua dan keluarga. Apalagi, ia bisa menjalani shalat tarawih bersama.

''Saya pernah sekali tidak berpuasa karena harus ikut Thailand Open tahun 2007. Rasanya sangat menyesal sekali. Tapi bagaimana lagi, ketika itu saya harus membuktikan yang terbaik. Di situlah terasakan makna lomba di bawah terik matahari,'' tambahnya. lhk

Sumber Berita : www.republika.co.id

Tidak ada komentar: