21 Desember 2008

Tombi Ati 3

Kaping pindo sholat wengi lakonono. Terbayang bukan bagaimana syahdunya instrumen musik yang dibawakan Kyai Kanjeng, ketika mengiringi lirik lagu ini. Gabungan gamelan dan instrumen modern melebur jadi satu dengan sentuhan apik versi Djadug Ferianto – yang anaknya Bagong Kussudiarto – saudaranya Si Butet dari Jogja itu. Atau aransemen yang mengiringi Opick. Benar – benar eunak. Ternyata lebih apik lagi, ketika kita bisa melaksanakan lirik lagu tersebut. Yaitu menjalankan sholat - sholat sunah. Bisa di waktu siang maupun malam, terutama sholatu al-lail.

Dari Abu Huroiroh r.a., dia berkata, Rasululloh SAW bersabda, ”Sebaik – baik puasa setelah ramadhan adalah bulan Allah Muharram, dan sebaik – baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (Rowahu Muslim, Abu Dawud, at – Tirmidzi, an – Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah didalam shohihnya).

Dalam Surah Al- Baqoroh ayat 153 Allah berfirman; “Wahai orang – orang yang beriman minta tolonglah kalian kepada Allah dengan shobar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar.” Maksud kata sholat di sini, merujuk pada keterangan para mufassirin adalah melaksanakan sholat-sholat sunah. Dan sholat sunah itu banyak macamnya. Ada sholat sunah rowatib yaitu sholat sunah sebelum dan atau sesudah sholat wajib. Ada sholat dhuha, mulai 2 rekaat sampai 12 rekaat – yang dua - dua atau empat - empat. Ada sholat tasbih, sholat hajat, sholat istikhoroh dan sholat tahajud. Lainnya masih ada sholat syukur wudhu yaitu 2 rekaat setelah wudhu, ada tahiyyatul masjid, sholat taubat dan lain – lainnya. Begitu banyak jenis dan macamnya, tinggal kita memilih mana yang kita suka dan bisa.

Kalau sholat wajibnya tertib (awal waktu), besar kemungkinan orang tersebut dapat melakukan sholat sunah rowatib. Berbeda dengan orang yang sholat wajibnya mepet-mepet. Untuk sholat wajib saja harus berkejaran dengan waktu, otomatis tidak ada waktu tersisa buat sholat sunah.

Sholat sunah mempunyai arti penting sebab fungsinya sebagai suplemen sholat wajib kita: menambal apa-apa yang kurang dan melengkapi sesuatu yang bolong-bolong. Berarti semakin banyak melakukan sholat sunah semakin banyak waktu untuk berbisik-bisik menghadap Allah. Ada menu pokok dan ada menu pendamping, dimana semuanya membuat hati kita bahagia. Tinggal pilih dan tinggal melaksanakan.

Dari Abu Umamah al-Bahilli r.a., dari Rasululloh SAW, beliau bersabda, “Tetapilah atas kalian qiyam al-lail, karena itu adalah kebiasaan orang – orang sholeh sebelum kalian, dan merupakan pendekatan diri kepada Rabb kalian, pelebur kesalahan – kesalahan dan pencegah dari dosa – dosa.” (Rowahu at- Tirmidzi dalam al-Jami’, Ibnu Abid Dunya dalam Kitab at-Tahajjud, Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya dan alHakim dari Abdullah bin Shalih.)

Kembali ke masalah asal, sholat sunah sebagai tombo ati, perlu racikan tertentu agar tak luntur ditelan waktu dan tak hilang diambil kesibukan. Yang pertama perlu disesuaikan adalah kecocokan waktu dan kemauan diri kita untuk melakukan itu. Sebab kendala utama adalah males. Mungkin hanya di bulan puasa saja kita agak tertib sholat sunahnya, tapi sesudahnya seperti disapu angin, ditelan badai. Kedua adalah prioritas – mana dan kapan kita tekadkan untuk melaksanakan. Jangan tunda dan tunggu-tungu lagi, keburu terluka hati ini. Simaklah hadits berikut.

Dari Abu Huroiroh r.a., bahwa Rasululoh SAW bersabda, ”Setan membuat tiga simpul di tengkuk salah satu kalian ketika tidur, di tiap – tiap simpul setan membisikkan, ’Malammu masih panjang, tidurlah terus’. Jika dia terbangun dan dzikir kepada Allah maka satu simpul terbuka, jika dia berwudhu, maka satu simpul lagi terbuka, jika dia sholat, maka seluruh simpulnya terbuka, maka dia menjadi orang yang semangat lagi berjiwa bersih, jika tidak maka dia berjiwa kotor lagi malas.” (Rowahu Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan an-Nasa’i)

Di dalam riwayat Ibnu Majah terdapat perbedaan redaksi sebagai berikut :
”...Maka dia menjadi orang yang bersemangat, berjiwa bersih, dan telah meraih kebaikan. Jika dia tidak melakukannya, maka dia menjadi orang yang malas, berjiwa kotor dan tidak meraih kebaikan.”

Jadi tunggu apalagi, segeralah bersihkan dan segarkan hati dan jiwa kita dengan sholat malam dan banyak sholat malam.
Penulis : Faizunal Abdillah, Jambi

Tidak ada komentar: